Sinopsis Film Gowok Kamasutra Jawa, Ungkap Rahasia Tradisi Jawa

RediksiaJumat, 12 September 2025 | 07:32 WIB
Sinopsis Film Gowok Kamasutra Jawa, Ungkap Rahasia Tradisi Jawa
Sinopsis Film Gowok Kamasutra Jawa, Ungkap Rahasia Tradisi Jawa

Diksia.com - Film Gowok Kamasutra Jawa menjadi salah satu karya sinematik yang dinanti di tahun 2025. Disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduksi oleh Raam Punjabi melalui MVP Pictures serta Dapur Films, film ini mengusung tema tradisi Jawa yang jarang tersorot: profesi gowok.

Dengan durasi 2 jam 10 menit, film ini menghadirkan perpaduan drama, romansa, dan thriller yang sarat makna. Penasaran dengan ceritanya? Berikut sinopsis lengkap film Gowok Kamasutra Jawa yang akan membawa kamu menyelami budaya Jawa dengan narasi penuh emosi.

Sinopsis Film Gowok Kamasutra Jawa

Film ini berlatar di Bumiayu, Jawa Tengah, pada era 1955–1965, masa ketika Indonesia mengalami pergolakan sosial-politik. Gowok, dalam budaya Jawa, merujuk pada perempuan yang bertugas mendidik calon pengantin pria tentang keharmonisan rumah tangga, termasuk pendidikan seksual.

Mereka mengajarkan cara mencintai, menghargai, dan memuaskan pasangan, dengan berpedoman pada kitab kuno seperti Serat Centhini. Tradisi ini, meski kontroversial, memiliki nilai filosofis untuk menjaga keharmonisan pernikahan.

Cerita berpusat pada Ratri, seorang gadis yang dibesarkan oleh Nyai Santi, gowok legendaris yang disegani. Sejak bayi, Ratri diasuh Nyai Santi setelah ibunya, seorang wanita malam, meninggalkannya tanpa jejak ayah kandung.

Ratri tumbuh menjadi perempuan cerdas, menawan, dan terlatih dalam seni gowokan. Ia dipersiapkan untuk meneruskan ilmu Nyai Santi, namun takdir membawanya pada kisah cinta yang rumit.

Di masa remaja, Ratri bertemu Kamanjaya, pemuda tampan dari keluarga bangsawan. Keduanya saling jatuh cinta, dan Kamanjaya berjanji akan menikahi Ratri.

Namun, Nyai Santi menentang hubungan ini, yakin bahwa seorang bangsawan tidak akan menepati janji pada anak angkat gowok. Benar saja, Kamanjaya mengingkari janjinya, meninggalkan luka mendalam di hati Ratri.

Dua puluh tahun kemudian, Ratri telah menjadi Nyai Ratri, penerus Nyai Santi. Ia dipercaya untuk mendidik Bagas, anak Kamanjaya, dalam tradisi gowokan.

Namun, pertemuan ini membuka luka lama. Bagas, tanpa mengetahui masa lalu orang tuanya, terpesona oleh pesona Ratri. Di sisi lain, Ratri melihat kesempatan untuk membalas dendam atas pengkhianatan Kamanjaya.

Apa yang seharusnya menjadi pelajaran berubah menjadi keterikatan yang melampaui batas, memicu konflik emosional dan amarah keluarga Bagas. Akankah cinta menyembuhkan luka Ratri, atau justru membuka luka baru?

Detail Film Gowok Kamasutra Jawa

Berikut adalah detail film Gowok: Kamasutra Jawa (2025) dalam format daftar yang informatif dan terstruktur, berdasarkan informasi terkini dan akurat:

  • Judul Film: Gowok: Kamasutra Jawa
  • Sutradara: Hanung Bramantyo
  • Produser: Raam Punjabi
  • Rumah Produksi: MVP Pictures, Dapur Films
  • Penulis Naskah: Aci, Hanung Bramantyo, ZZ Mulja Salih
  • Pemeran Utama:
    • Raihaanun (Nyai Ratri)
    • Lola Amaria (Nyai Santi)
    • Reza Rahadian (Kamanjaya dewasa)
    • Alika Jantinia (Ratri muda)
    • Devano Danendra (Kamanjaya muda)
    • Ali Fikry (Bagas)
    • Nayla Purnama
    • Donny Damara
    • Djenar Maesa Ayu
    • Slamet Rahardjo
    • Ady Bisl
  • Genre: Drama, Romansa, Thriller
  • Durasi:
    • Versi 17+: 125 menit
    • Versi uncut 21+: 130 menit
  • Latar Waktu: 1955–1965 (beberapa sumber menyebutkan 1960-an sebagai latar utama)
  • Latar Tempat: Bumiayu, Jawa Tengah, Indonesia
  • Bahasa: Indonesia, Jawa (dialek Ngapak)
  • Tanggal Rilis:
    • Penayangan Perdana Dunia: 2 Februari 2025 (International Film Festival Rotterdam/IFFR, bersaing untuk Penghargaan Layar Besar VPRO)
    • Rilis di Indonesia: 5 Juni 2025 (bioskop seluruh Indonesia)
  • Rating Usia:
    • Versi 17+: Untuk penonton 17 tahun ke atas
    • Versi uncut 21+: Untuk penonton 21 tahun ke atas (mengandung adegan intim dan kekerasan yang lebih eksplisit)
  • Tema Utama:
    • Tradisi gowok (pendidikan seksual dan keharmonisan rumah tangga dalam budaya Jawa)
    • Pemberdayaan perempuan
    • Dekonstruksi nilai patriarki
    • Cinta, pengkhianatan, dan balas dendam
  • Inspirasi Budaya: Berdasarkan tradisi Jawa dan kitab kuno seperti Serat Centhini, yang membahas aspek budaya, spiritual, dan sensualitas dalam kehidupan Jawa
  • Latar Sejarah: Berlatar era 1955–1965, mencerminkan pergolakan sosial-politik Indonesia, termasuk pengaruh Gerwani dan gejolak 1965

Film ini cocok buat kamu yang suka cerita dengan lapisan budaya Jawa, drama emosional, dan kritik sosial yang mendalam. Jangan lupa tonton di bioskop mulai 5 Juni 2025, dan pastikan pilih versi yang sesuai dengan usia kamu!

Mengapa Film Ini Wajib Ditonton?

Gowok Kamasutra Jawa bukan sekadar drama romansa. Film ini menggali isu pendidikan seksual, pemberdayaan perempuan, dan dekonstruksi nilai patriarki dalam budaya Jawa. Hanung Bramantyo dengan cerdas memadukan elemen sejarah, seperti gejolak 1965 dan peran Gerwani, dengan narasi sensual yang tidak vulgar.

Visual bernuansa nostalgia, dengan warna kusam dan kostum otentik seperti kebaya dan blangkon, menghidupkan suasana era 60-an. Dialog dalam bahasa Jawa ngapak khas Bumiayu menambah kedalaman budaya.

Film ini juga diperkuat oleh akting memukau dari jajaran aktor ternama. Lola Amaria, yang kembali berakting setelah 11 tahun, tampil memikat sebagai Nyai Santi.

Raihaanun, sebagai Ratri dewasa, dan Reza Rahadian, sebagai Kamanjaya dewasa, menghidupkan karakter kompleks dengan penuh emosi. Pemain lain seperti Devano Danendra, Alika Jantinia, dan Ali Fikry turut memperkaya cerita.

Kapan dan Di Mana Menonton?

Film ini tayang perdana di International Film Festival Rotterdam (IFFR) pada 2 Februari 2025, bersaing untuk Penghargaan Layar Besar VPRO. Di Indonesia, kamu bisa menontonnya mulai 5 Juni 2025 di bioskop seluruh Tanah Air. Tersedia dalam dua versi, yaitu versi 17+ (125 menit) dan versi uncut 21+ (130 menit) yang lebih eksplisit dalam adegan intim dan kekerasan.

Gowok Kamasutra Jawa menawarkan pengalaman sinematik yang memikat sekaligus menggugah diskusi tentang seksualitas, budaya, dan peran perempuan. Jangan lewatkan untuk menyaksikan karya Hanung Bramantyo yang berani ini! Apakah kamu siap menyelami kisah penuh gairah dan konflik ini?