Diksia.com - Film dokumenter Dirty Vote yang tayang perdana pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 11.11 WIB di YouTube Indonesia Baru, menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Film ini mengungkap desain kecurangan Pemilu 2024 dari sudut pandang tiga ahli hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
Film ini disutradarai oleh Dandhy Laksono, yang sebelumnya juga membuat film Sexy Killers yang mengkritik industri batu bara di Indonesia.
Apa Isi Film Dirty Vote?
Film Dirty Vote berdurasi sekitar dua jam dan berisi fakta-fakta dan data-data yang menunjukkan bagaimana kecurangan Pemilu 2024 berlangsung.
Film ini juga menampilkan wawancara dengan para saksi, korban, dan pelaku kecurangan, serta analisis dari para ahli hukum tata negara.
Film ini mengklaim bahwa Pemilu 2024 telah dimanipulasi oleh kekuatan politik yang berkuasa selama 10 tahun terakhir, dengan menggunakan berbagai trik dan permainan untuk mengakali publik pemilih.
Beberapa contoh kecurangan yang diungkap dalam film ini antara lain adalah:
- Penggelembungan suara di sejumlah daerah, terutama di Papua, dengan menggunakan metode “suara ganda”, “suara kosong”, dan “suara tambahan”.
- Penyalahgunaan hak pilih oleh aparat keamanan, seperti TNI dan Polri, yang diduga mendapat instruksi untuk memilih pasangan calon tertentu.
- Pemalsuan formulir C1 yang berisi rekapitulasi suara di tingkat TPS, dengan mengubah angka-angka yang sesuai dengan hasil penghitungan manual.
- Penyimpangan proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional, dengan menggunakan sistem informasi pemilu (Situng) yang bermasalah dan tidak transparan.
- Intimidasi dan kekerasan terhadap saksi-saksi dan pengawas-pengawas pemilu yang berani melaporkan kecurangan, baik oleh oknum aparat maupun massa pendukung pasangan calon tertentu.
- Pembungkaman media dan masyarakat sipil yang kritis terhadap pelaksanaan pemilu, dengan menggunakan ancaman hukum, pencemaran nama baik, dan ujaran kebencian.
Apa Tujuan Film Dirty Vote?
Film Dirty Vote dibuat dengan tujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, agar tidak mudah tertipu oleh politisi yang mempermainkan hak pilih mereka.
Film ini juga ingin mengajak masyarakat untuk melakukan penghukuman terhadap para pelaku kecurangan, baik secara hukum maupun politik.
Film ini juga ingin mengingatkan masyarakat bahwa mereka memiliki peran besar dalam menentukan nasib bangsa, dengan menggunakan hak pilih mereka secara bijak dan bertanggung jawab.
Para ahli hukum tata negara yang terlibat dalam film ini memiliki pesan-pesan khusus untuk masyarakat, yaitu:
- Zainal Arifin Mochtar: “Jika kamu nonton film ini, tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk kamu melakukan penghukuman. Film ini adalah monumen, monumen yang akan kita ingat bahwa kita punya peranan besar melahirkan orang yang bernama Jokowi.”
- Bivitri Susanti: “Saya mau terlibat dalam film ini karena banyak orang yang akan makin paham bahwa memang telah terjadi kecurangan yang luar biasa, sehingga pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja. Kecurangan ini jangan didiamkan atas nama kelancaran pemilu.”
- Feri Amsari: “Selain diajak oleh figur-figur yang saya hormati, tentu saja film ini dianggap akan mampu mendidik publik betapa curangnya pemilu kita dan bagaimana politisi telah mempermainkan publik pemilih hanya untuk memenangkan kepentingan mereka.”
Bagaimana Reaksi Masyarakat Terhadap Film Dirty Vote?
Film Dirty Vote mendapat reaksi yang beragam dari masyarakat. Sebagian besar masyarakat merasa terkejut dan marah dengan fakta-fakta yang diungkap dalam film ini.
Mereka menuntut agar ada penegakan hukum yang tegas terhadap para pelaku kecurangan, serta perbaikan sistem pemilu yang lebih demokratis dan transparan. Mereka juga mengapresiasi karya film ini sebagai bentuk kritik sosial yang berani dan bermanfaat.
Namun, sebagian masyarakat juga meragukan kebenaran dan objektivitas film ini. Mereka menganggap film ini sebagai propaganda politik yang bertujuan untuk menjatuhkan pemerintah dan pasangan calon yang menang dalam pemilu.
Mereka juga menuduh film ini sebagai upaya mengganggu stabilitas dan persatuan bangsa, serta menghasut masyarakat untuk melakukan aksi protes dan anarkis.
Film Dirty Vote juga mendapat tanggapan dari pihak-pihak yang terkait dengan pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Mahkamah Konstitusi (MK), dan pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Mereka memberikan klarifikasi dan pembelaan terhadap tuduhan-tuduhan yang dilontarkan dalam film ini. Mereka juga menegaskan bahwa pemilu telah berjalan sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip demokrasi, serta telah mendapat pengakuan dan penghargaan dari dunia internasional.
Bagaimana Cara Menonton Film Dirty Vote?
Film Dirty Vote dapat ditonton secara gratis di YouTube Indonesia Baru. Film ini juga dapat diunduh dan disebarluaskan oleh masyarakat, dengan syarat tidak mengubah isi dan konten film.
Film ini juga dapat ditonton bersama-sama dengan keluarga, teman, atau komunitas, dengan mengadakan nonton bareng atau diskusi.
Film ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi dan diskusi bagi masyarakat, terutama menjelang Pemilu 2024.