Diksia.com - Siapa yang tak kenal dengan nama Dilan dan Milea? Duo ikon romansa remaja yang kisahnya bermula dari novel fenomenal karya Pidi Baiq ini benar-benar sukses menguasai hati penonton, terbukti dari kesuksesan filmnya, Dilan 1990, yang menjadi film terlaris di tahun 2018 dengan jutaan penonton.
Film ini mengajak kita kembali ke Kota Bandung pada tahun 1990. Semua bermula saat Milea Adnan Hussain (diperankan oleh Vanesha Prescilla) pindah dari Jakarta dan harus memulai babak baru di sebuah SMA. Di sinilah pertemuan pertamanya dengan Dilan (diperankan oleh Iqbaal Ramadhan) terjadi, tepat di jalan saat Milea berangkat sekolah.
Alih-alih menyapa dengan cara biasa, Dilan yang dikenal sebagai murid nakal dan panglima tempur geng motor, justru mendekati Milea dengan cara tak terduga: meramal! Dilan meramal bahwa suatu saat mereka akan bertemu di kantin.
Meskipun ramalan pertamanya meleset, cara unik inilah yang membuat Dilan langsung meninggalkan kesan mendalam bagi Milea. Kita pasti setuju, cara Dilan mendekati Milea memang tidak ada duanya!
Senjata Dilan: Gombalan Receh dan Surat Cinta Tanpa Amplop
Bukan Dilan namanya jika pendekatan yang dilakukan seperti laki-laki lain. Dia tidak pernah membawa seikat bunga atau melontarkan kata-kata manis klise. Justru, Dilan menggunakan segala cara uniknya untuk mengambil hati Milea.
Bagaimana cara dia berkomunikasi di era tanpa gawai? Dilan rajin menelepon Milea melalui telepon umum dan mengirimkan surat. Ya, surat! Bahkan, dia pernah mengirimkan surat undangan resmi, lengkap dengan meterai, yang isinya mengajak Milea berkencan.
Pernah juga ia mengirimkan hadiah cokelat yang dibelinya di warung, dengan bumbu-bumbu gombalan receh khas Dilan yang justru terdengar tulus. Hal-hal sederhana inilah yang membuat Milea, yang saat itu masih memiliki pacar di Jakarta bernama Beni, perlahan mulai luluh.
Milea mulai menyadari bahwa di balik cap sebagai anggota geng motor, Dilan adalah pribadi yang cerdas, baik hati, dan sangat romantis dengan caranya sendiri. Dia selalu mampu membuat Milea merasa aman dan istimewa.
Konflik dan Dinamika Hubungan yang Menguji
Tentu saja, perjalanan cinta Dilan dan Milea tidak selalu mulus. Dinamika hubungan mereka mulai diuji oleh berbagai konflik remaja.
Pertama, ada Beni, pacar Milea di Jakarta yang kasar dan pencemburu. Puncaknya, Beni bertindak agresif dan mengucapkan kata-kata tak pantas saat Milea menghadiri acara kuis di Jakarta. Hal ini membuat Milea mantap memutuskan hubungannya dengan Beni, membuka jalan bagi Dilan untuk melangkah lebih jauh.
Kedua, ada konflik internal di lingkungan Dilan. Sebagai panglima tempur, Dilan harus berhadapan dengan masalah tawuran geng motor yang kerap membuatnya berurusan dengan pihak sekolah. Milea yang khawatir, berusaha keras memengaruhi Dilan agar meninggalkan dunia keras tersebut.
Ketiga, kehadiran orang ketiga, seperti Kang Adi, seorang mahasiswa ITB yang merupakan guru les privat Milea dan menyimpan perasaan padanya, sempat memicu kecemburuan Dilan. Puncaknya, saat salah satu anggota geng Dilan, Anhar, yang sedang mabuk, secara tak sengaja menampar Milea, kemarahan Dilan memuncak. Ia langsung menghajar Anhar, menunjukkan betapa besar rasa sayangnya pada Milea.
Melalui segala tantangan itu, Dilan membuktikan janjinya untuk selalu menjaga Milea. Ia berhasil meyakinkan Milea bahwa ia bisa mencapai tujuan dengan aman bersamanya. Cara dia memperjuangkan dan melindungi Milea inilah yang menjadi inti daya tarik film ini.
Pesona Abadi Dilan 1990
Pada akhirnya, Dilan 1990 bukan hanya sekadar kisah cinta remaja biasa. Film ini adalah representasi nostalgia masa SMA tahun 90-an dengan segala kepolosan, keberanian, dan cara berinteraksi yang unik.
Film ini sukses membangkitkan kembali memori kita tentang masa-masa indah di mana cinta diperjuangkan dengan surat, telepon umum, dan janji-janji tulus.
Pilihannya untuk diperankan oleh Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan dan Vanesha Prescilla sebagai Milea pun terbukti menjadi keputusan yang sangat tepat. Chemistry mereka yang kuat mampu menghidupkan karakter yang sudah sangat dicintai dari novel.
Tidak heran, film ini menjadi pembuka trilogi Dilan yang sangat sukses dan masih terus dibicarakan hingga saat ini. Kalau kamu belum nonton, coba deh tonton! Dijamin, kamu akan mengerti mengapa banyak orang bilang, Dilan itu memang beda!