Diksia.com - Bayangkan kalau tiba-tiba kebahagiaan rumah tangga yang baru dibangun runtuh gara-gara bisikan-bisikan aneh di malam hari. Itulah inti dari Film Dasim, horor terbaru yang lagi bikin heboh penonton Indonesia.
Kita sering dengar cerita mistis soal jin perusak rumah tangga, tapi kali ini dibalut jadi film yang bikin bulu kuduk merinding sekaligus bikin mikir ulang soal ikatan cinta.
Siapkah kita selami ceritanya? Yuk, kita kupas tuntas sinopsisnya biar makin penasaran!
Cerita dimulai dari Salma dan Arman, pasangan muda yang lagi di puncak bahagia. Mereka baru saja menikah, dan Salma bahkan lagi hamil anak pertama.
Arman, si suami pekerja keras di kantor arsitek, sering pulang malam demi proyek besar, sementara Salma sibuk menata sarang cinta mereka di rumah baru.
Semuanya terlihat sempurna, kan? Tapi, perlahan-lahan, retakan mulai muncul.
Salma mulai merasakan gangguan aneh: suara bisikan samar, barang-barang berpindah sendiri, dan mimpi buruk yang bikin dia terbangun ketakutan.
Awalnya, kita pikir ini cuma stres biasa dari kehamilan atau adaptasi rumah baru. Tapi, semakin hari, terornya makin ganas. Salma sering bertengkar hebat sama Arman gara-gara hal-hal kecil, seperti curiga dia selingkuh atau konflik sama mertua yang tiba-tiba memanas.
Hubungan mereka yang dulu manis berubah jadi ladang ranjau emosi. Dan di balik semua itu, ada sosok jahat yang kita kenal sebagai jin Dasim, makhluk gaib legendaris yang spesialisnya memecah belah keluarga lewat fitnah dan keributan halus.
Jin ini bukan cuma hantaman langsung, tapi lebih ke psywar yang bikin kita bertanya: apa yang sebenarnya menggerogoti cinta kita sehari-hari?
Film ini nggak cuma andalin jumpscare ala horor biasa, lho. Ada lapisan emosional yang dalam, soal bagaimana kekuatan jahat bisa menyusup lewat celah-celah kecil dalam rumah tangga.
Salma, yang diperankan apik oleh Zulfa Maharani, jadi pusat cerita yang relatable banget—seorang istri yang berjuang mati-matian buat selamatkan pernikahannya.
Sementara Arman ala Omar Daniel tampil sebagai suami yang cuek tapi sebenarnya peduli, tapi terjebak dalam pusaran teror yang nggak kelihatan.