Ia harus berurusan dengan penerbitnya, Arthur, yang merupakan seorang Yahudi liberal yang mengklaim mengerti tentang masyarakat kulit hitam. Ia juga harus berhadapan dengan Sintara, yang ternyata adalah seorang wanita kulit putih yang berpakaian dan berbicara seperti orang kulit hitam.
Selain itu, ia harus menghadapi kritik dan ancaman dari berbagai pihak, yang merasa tersinggung atau terancam oleh novelnya.
Sementara itu, kehidupan pribadi Monk juga semakin rumit. Ia menjalin hubungan dengan Coraline, seorang pengacara yang tinggal di seberang rumahnya. Ia juga mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan Cliff, yang mulai sadar akan kesalahannya.
Ia juga berusaha untuk merawat ibunya, yang semakin lupa akan dirinya dan keluarganya. Di tengah-tengah semua ini, Monk harus mempertanyakan identitasnya sebagai penulis, sebagai orang kulit hitam, dan sebagai manusia.
Pesan dan Makna Film
Film American Fiction adalah film yang mengandung banyak pesan dan makna yang mendalam. Film ini menyoroti masalah-masalah yang berkaitan dengan ras, kelas, gender, dan seni. Film ini mengkritik cara pandang masyarakat yang cenderung mengkotak-kotakkan orang berdasarkan label dan kategori yang sempit.
Film ini juga menunjukkan betapa sulitnya bagi penulis kulit hitam untuk mendapatkan pengakuan dan apresiasi atas karya-karya mereka, yang sering diabaikan atau diremehkan oleh industri penerbitan yang didominasi oleh orang kulit putih.
Film ini juga mengeksplorasi konsep merit artistik, yaitu standar yang digunakan untuk menilai kualitas sebuah karya seni. Film ini menunjukkan bahwa merit artistik tidaklah objektif, tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, politik, dan ekonomi.
Film ini menunjukkan bahwa karya seni yang dianggap baik oleh satu kelompok, bisa dianggap buruk oleh kelompok lain, dan sebaliknya. Film ini juga menunjukkan bahwa karya seni yang dianggap otentik, bisa saja palsu, dan sebaliknya.
Film ini juga mengajak penonton untuk merefleksikan diri mereka sendiri, dan bertanya tentang siapa mereka sebenarnya. Film ini menunjukkan bahwa identitas seseorang tidaklah statis, tetapi dinamis dan berubah-ubah sesuai dengan konteks dan situasi.