Sinopsis Film American Fiction, Satire Tajam tentang Identitas Rasial dan Merit Artistik

RediksiaJumat, 16 Februari 2024 | 16:09 WIB
Sinopsis Film American Fiction, Satire Tajam tentang Identitas Rasial dan Merit Artistik
Sinopsis Film American Fiction, Satire Tajam tentang Identitas Rasial dan Merit Artistik. Foto: TMDB

Di sisi lain, novel karya Sintara Golden, yang berjudul We’s Lives in Da Ghetto, laris manis dan diapresiasi oleh banyak orang. Novel ini mengandung banyak stereotip tentang masyarakat kulit hitam, seperti kekerasan, narkoba, seks bebas, dan bahasa kasar.

Monk merasa kesal dengan fenomena ini, dan merasa bahwa karyanya tidak dihargai. Ia juga mengalami masalah pribadi, seperti cuti paksa dari universitasnya karena sikapnya yang kasar terhadap mahasiswa, kematian mendadak saudara perempuannya karena serangan jantung, dan penyakit Alzheimer yang diderita ibunya.

Ditambah lagi, ia harus menghadapi saudara laki-lakinya, Cliff, yang bercerai karena ketahuan berselingkuh dengan pria, dan kini hidup hedonis dengan mengonsumsi narkoba dan berhubungan seks dengan orang asing.

Dorongan oleh keadaan yang menyedihkan ini, Monk memutuskan untuk menulis novel satir yang mengejek novel-novel seperti karya Sintara. Ia menulis novel dengan judul My Pafology, yang bercerita tentang Van Go Jenkins, seorang ayah yang tidak bertanggung jawab, yang hidup di lingkungan ghetto, dan terlibat dalam berbagai kejahatan.

Novel ini ditulis dengan gaya yang sengaja dibuat buruk, dengan banyak kesalahan ejaan, tanda baca, dan tata bahasa. Monk mengirimkan novel ini ke beberapa penerbit dengan nama samaran Stagg R. Leigh, dengan harapan bahwa novel ini akan ditolak dan ia bisa membuktikan betapa bodohnya industri penerbitan.

Namun, rencana Monk berbalik 180 derajat. Novelnya malah diterima oleh salah satu penerbit besar, yang menganggap novel ini sebagai karya sastra yang brilian dan otentik. Monk pun terpaksa berpura-pura menjadi Stagg R. Leigh, dan harus menghadapi berbagai konsekuensi dari kebohongannya.

Ia harus berurusan dengan penerbitnya, Arthur, yang merupakan seorang Yahudi liberal yang mengklaim mengerti tentang masyarakat kulit hitam. Ia juga harus berhadapan dengan Sintara, yang ternyata adalah seorang wanita kulit putih yang berpakaian dan berbicara seperti orang kulit hitam.

Selain itu, ia harus menghadapi kritik dan ancaman dari berbagai pihak, yang merasa tersinggung atau terancam oleh novelnya.

Sementara itu, kehidupan pribadi Monk juga semakin rumit. Ia menjalin hubungan dengan Coraline, seorang pengacara yang tinggal di seberang rumahnya. Ia juga mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan Cliff, yang mulai sadar akan kesalahannya.