Sinopsis Film 172 Days, Kisah Nyata Cinta Nadzira dan Ameer yang Hanya 172 Hari

RediksiaRabu, 21 Februari 2024 | 06:09 WIB
Sinopsis Film 172 Days, Kisah Nyata Cinta Nadzira dan Ameer yang Hanya 172 Hari
Sinopsis Film 172 Days, Kisah Nyata Cinta Nadzira dan Ameer yang Hanya 172 Hari. Foto: Starvision

Diksia.com - Film 172 Days adalah film drama romantis yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Nadzira Shafa. Film ini menceritakan kisah cinta antara Nadzira Shafa (Yasmin Napper) dan Ameer Azzikra (Bryan Domani), yang hanya berlangsung selama 172 hari sebelum Ameer meninggal dunia karena penyakit infeksi liver. Film ini disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu dan telah tayang di bioskop sejak 23 November 2023.

Latar Belakang Film

Film 172 Days diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh penulis novelnya, Nadzira Shafa. Nadzira adalah seorang perempuan yang awalnya jauh dari agama dan hidup dalam lingkungan yang bebas. Dia sering berpesta, minum-minuman keras, dan mengonsumsi narkoba bersama teman-temannya. Namun, setelah mengalami insiden yang mengubah hidupnya, Nadzira memutuskan untuk berhijrah dan mendalami ilmu agama.

Dalam proses hijrahnya, Nadzira bertemu dengan Ameer Azzikra, seorang ustad muda yang merupakan anak dari Ustaz Arifin Ilham, salah satu ulama dan pendakwah terkenal di Indonesia. Ameer tertarik dengan perubahan yang terjadi pada Nadzira dan mengajaknya untuk ta’aruf. Setelah melalui proses yang singkat, mereka pun menikah dan menjalani kehidupan yang bahagia.

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Ameer didiagnosis menderita penyakit infeksi liver yang membuat kondisinya semakin menurun. Meskipun berusaha keras untuk sembuh, Ameer akhirnya meninggal dunia pada 29 November 2021, hanya 172 hari setelah menikah dengan Nadzira. Nadzira pun harus menerima kenyataan pahit bahwa suaminya telah tiada.

Alur Cerita Film

Film 172 Days mengikuti alur cerita yang sama dengan novelnya. Film ini dimulai dengan adegan Nadzira yang sedang berpesta bersama teman-temannya. Dia tampak menikmati hidupnya yang bebas tanpa peduli dengan agama. Namun, ketika dia pulang ke rumah, dia mendapati ibunya yang sedang sakit parah dan ayahnya yang sudah meninggal dunia karena overdosis narkoba.

Nadzira merasa bersalah dan menyesal atas perilakunya yang telah menyakiti orangtuanya. Dia pun memutuskan untuk berhijrah dan mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Dia mulai mengenakan hijab, mengaji, dan menghadiri pengajian. Di salah satu pengajian, dia bertemu dengan Ameer Azzikra, yang menjadi pembicara di acara tersebut. Ameer terkesan dengan Nadzira dan mengajaknya untuk berkenalan.

Nadzira dan Ameer pun saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Mereka menjalani kehidupan yang harmonis dan saling membantu satu sama lain. Ameer membimbing Nadzira untuk menjadi istri yang sholehah, sementara Nadzira mendukung Ameer dalam dakwahnya. Mereka juga bercita-cita untuk memiliki anak dan membina keluarga yang sakinah.

Namun, takdir berkata lain. Ameer mulai merasakan gejala-gejala yang aneh pada tubuhnya. Dia sering merasa lemas, mual, dan demam. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata Ameer menderita penyakit infeksi liver yang sangat berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan mengganggu fungsi organ tersebut.

Ameer pun harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Nadzira tidak pernah meninggalkan suaminya dan selalu berdoa agar Ameer sembuh. Namun, kondisi Ameer semakin memburuk dan tidak ada harapan lagi. Ameer pun menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Nadzira, hanya 172 hari setelah menikah dengan Nadzira.

Nadzira sangat terpukul dan sedih atas kepergian Ameer. Dia merasa kehilangan separuh dari jiwanya. Namun, dia juga berusaha untuk tegar dan ikhlas menerima takdir Allah. Dia percaya bahwa Ameer sudah berada di tempat yang lebih baik dan bahwa cinta mereka tidak akan pernah berakhir.

Pesan Moral Film

Film 172 Days mengajarkan kita tentang makna cinta yang sejati dan pengorbanan yang tulus. Film ini menunjukkan bahwa cinta tidak harus selalu berakhir dengan bahagia, tetapi juga bisa berakhir dengan kesedihan. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga cinta tersebut dengan baik dan menjadikannya sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik.

Film ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya berhijrah dan mendekatkan diri kepada Allah. Film ini menunjukkan bahwa hidup tanpa agama adalah hidup yang hampa dan sia-sia. Hanya dengan agama, kita bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki. Hanya dengan agama, kita bisa menghadapi segala cobaan dan ujian yang datang.

Film ini juga mengajarkan kita tentang nilai keikhlasan dan kesabaran dalam menghadapi musibah. Film ini menunjukkan bahwa Allah tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan hamba-Nya. Allah akan memberikan balasan yang setimpal bagi orang-orang yang bersabar dan ikhlas. Allah akan memberikan kekuatan dan ketabahan bagi orang-orang yang beriman dan bertawakal.