Diksia.com - Film Jenderal Soedirman membawa kita kembali ke masa-masa genting perjuangan kemerdekaan Indonesia. Film ini tidak hanya menyoroti kehebatan strategi perang gerilya sang jenderal, tetapi juga menggambarkan sisi humanis seorang Soedirman yang berjuang melawan penyakit paru-paru stadium lanjut.
Film Jenderal Soedirman adalah sebuah karya sinematik yang mengangkat kisah heroik Jenderal Soedirman, seorang pahlawan nasional yang memainkan peran krusial dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Dirilis pada tahun 2015, film ini disutradarai oleh Viva Westi dan dibintangi oleh Adipati Dolken sebagai Jenderal Soedirman.
Film ini dimulai dengan Agresi Militer Belanda II yang membuat Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Soekarno dan Hatta ditangkap, sementara Jenderal Soedirman memilih bergerilya di hutan-hutan Jawa. Kondisi kesehatan Soedirman yang terus memburuk tidak menghalangi semangatnya untuk terus memimpin pasukan dan melakukan perlawanan.
Alur Cerita
Film ini dibuka dengan latar belakang situasi Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan 1945, di mana Belanda kembali berusaha merebut kontrol atas Indonesia. Jenderal Soedirman, meski dalam kondisi kesehatan yang buruk akibat tuberkulosis, tidak mundur dari tanggung jawabnya sebagai pemimpin militer.
Cerita berfokus pada periode Agresi Militer Belanda II tahun 1948, saat Jenderal Soedirman memutuskan untuk memimpin perang gerilya. Dengan tubuh yang lemah, ia tetap gigih memimpin pasukan dan mengatur strategi perang yang brilian. Film ini dengan jelas menggambarkan semangat juang Soedirman dan pengorbanan yang dilakukannya demi kemerdekaan bangsa.
Karakter dan Peran
Adipati Dolken berhasil membawa karakter Jenderal Soedirman dengan apik, menunjukkan keteguhan hati dan kebijaksanaan seorang pemimpin yang dihormati. Aktingnya mendapat pujian karena mampu menghadirkan sisi humanis Soedirman, yang tidak hanya sebagai sosok militer, tetapi juga sebagai manusia yang berjuang melawan penyakit sambil memikirkan nasib bangsanya.