Selain itu, situs ini juga dianggap mengandung konten negatif, seperti pornografi, kekerasan, dan radikalisme. Beberapa film yang ditayangkan di situs ini dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di Indonesia. Hal ini bisa berdampak buruk pada moral dan psikologi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja.
Penutupan Indoxxi
Pada akhir tahun 2019, pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas terhadap situs-situs streaming film gratis, termasuk Indoxxi. Pemerintah memblokir akses ke situs-situs tersebut dengan menggunakan sistem internet positif. Hal ini dilakukan untuk melindungi hak cipta para pembuat film dan mencegah penyebaran konten negatif.
Namun, penutupan Indoxxi tidak berlangsung lama. Situs ini berhasil mengelabui pemblokiran dengan menggunakan domain baru, proxy, VPN, dan aplikasi. Dengan cara ini, situs ini tetap bisa diakses oleh pengguna setianya. Bahkan, situs ini semakin berkembang dengan menambahkan fitur-fitur baru, seperti TV series, anime, dan drama Korea.
Kita tak perlu selamanya terperangkap dalam dilema ini. Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak platform streaming legal yang menawarkan harga terjangkau dan konten berkualitas. Netflix, Disney+, Viu, hingga bioskop online seperti Cinema XXI dan CGV menawarkan film-film baru, film klasik, hingga serial drama dari berbagai negara. Paket berlangganan yang variatif memungkinkan kita menyesuaikan dengan budget dan kebutuhan.
IndoXXI menjadi cerminan kompleksnya lanskap hiburan digital. Di satu sisi, ia menjawab kebutuhan akses, namun di sisi lain, ia melanggar hak cipta dan membahayakan keamanan. Jalan keluarnya ada di tangan kita. Dengan memilih platform legal dan menghargai karya para kreator, kita bisa menikmati hiburan tanpa rasa was-was, sekaligus berkontribusi pada ekosistem film yang sehat dan berkelanjutan.
Mari meninggalkan bayangan dan melangkah menuju masa depan hiburan yang cerah. Dukunglah kreator, nikmati film dengan legal, dan pastikan setiap klik kita membawa dampak positif bagi dunia perfilman.
