5 Teori Fisika Menakjubkan dalam Film Interstellar

RediksiaKamis, 7 Agustus 2025 | 03:20 WIB
5 Teori Fisika Menakjubkan dalam Film Interstellar
5 Teori Fisika Menakjubkan dalam Film Interstellar

Lubang cacing atau wormholemenjadi pintu masuk perjalanan antar bintang dalamInterstellarKonsep ini muncul dari solusi teoretis terhadap persamaan Einstein-Rosen Bridge, yang secara hipotetis mampu menghubungkan dua titik ruang dan waktu yang jauh. Film tersebut menggambarkan wormhole sebagai bola raksasa transparan yang menghubungkan tata surya dengan galaksi lain.

Meskipun belum ada bukti keberadaanwormholedi alam semesta nyata, para ilmuwan fisika terus mengkaji kemungkinan ini dalam teori kuantum dan relativitas. Dalam konteks film,wormhole berfungsi sebagai jembatan naratif yang memungkinkan tokoh melakukan penjelajahan antariksa tanpa melanggar aturan fisika secara mutlak. Konsep ini memperkuat kesan sains dalam film sekaligus mempertahankan daya tarik petualangannya.

4. Singularitas gravitasi

AA1K3yOQ

Saat tokoh utama memasuki batas peristiwa Gargantua, ia dianggap berada di titik singularitas—suatu keadaan di mana hukum fisika yang kita kenal tidak lagi berlaku. Singularitas gravitasi merupakan pusat dari lubang hitam, di mana massa terkumpul dalam volume yang sangat sempit dengan kerapatan tak terhingga.

Peristiwa ini mencerminkan batas akhir pemahaman manusia tentang alam semesta dan hukum alam. Film menyajikan versi dramatis dari singularitas, di mana tokoh dapat “menggapai” waktu dan berinteraksi secara tidak linear dengan masa lalu. Meskipun masih bersifat spekulatif, pendekatan ini memicu perdebatan menarik di kalangan ilmuwan dan penggemar fisika.

5. Dimensi kelima serta ruang-waktu yang tidak linear

AA1K3pQQ

Salah satu bagian yang paling sulit dipahami dariInterstellarmerupakan representasi dari dimensi kelima di mana Cooper dapat berkomunikasi dengan masa lalu melalui rak buku. Konsep ini berkaitan dengan teori multidimensi seperti dalam teori string dan teori M, yang mengemukakan bahwa alam semesta mungkin memiliki lebih dari empat dimensi yang bisa dirasakan secara langsung.

Struktur ruang-waktu yang tidak linear dalam film menggambarkan bahwa waktu bukan sekadar garis lurus, tetapi dapat dipandang secara bersamaan dari berbagai sudut pandang dalam dimensi yang lebih tinggi. Konsep ini memang sangat abstrak, namun memberikan lapisan kedalaman dan kesempatan untuk merenung dalam narasi. Bagi sebagian penonton, pendekatan ini menjadi jembatan antara perasaan manusia dan alam semesta yang penuh misteri.