Mengenal Intuitive Eating: Arti, Sejarah, Prinsip Utama, dan Manfaatnya

RediksiaRabu, 27 Agustus 2025 | 08:57 WIB
Mengenal Intuitive Eating Arti, Sejarah, Prinsip Utama, dan Manfaatnya
Mengenal Intuitive Eating Arti, Sejarah, Prinsip Utama, dan Manfaatnya

Prinsip Utama Intuitive Eating

Intuitive eating didasarkan pada 10 prinsip yang saling terkait, dirancang untuk membantu membangun hubungan yang harmonis dengan makanan dan tubuh. Setiap prinsip ini seperti langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan secara bertahap. Berikut penjelasan mendalam tentang masing-masing prinsip, berdasarkan kerangka asli yang telah terbukti efektif.

Prinsip 1: Tolak Budaya Diet

Mulailah dengan membuang buku diet, rencana makanan, dan artikel yang menjanjikan harapan palsu bahwa pembatasan makanan akan memperbaiki hidup. Sadari bahwa kegagalan diet bukan kesalahan pribadi, melainkan akibat kebohongan budaya diet. Bahkan harapan kecil terhadap diet baru bisa menghalangi kebebasan untuk menemukan kembali intuitive eating.

Prinsip 2: Hormati Rasa Lapar

Jaga tubuh tetap terpenuhi secara biologis dengan energi dan karbohidrat yang cukup untuk menghindari dorongan primal untuk makan berlebih. Rasa lapar yang berlebihan bisa membuat niat makan sadar menjadi tidak relevan. Dengan menghormati sinyal lapar pertama, kita bisa membangun kembali kepercayaan pada diri sendiri dan makanan.

Prinsip 3: Buat Perdamaian dengan Makanan

Hentikan pertarungan dengan makanan dengan memberi izin tak bersyarat untuk makan. Memberi tahu diri bahwa makanan tertentu tidak boleh dimiliki bisa memicu rasa kekurangan, hasrat tak terkendali, dan makan berlebih. Saat akhirnya menyerah pada makanan terlarang, sering kali muncul rasa makan yang intens dan rasa bersalah yang overwhelming.

Prinsip 4: Temukan Faktor Kepuasan

Nikmati kesenangan dan kepuasan dalam makan, seperti yang diajarkan dalam kebijaksanaan hidup sehat ala Jepang. Makan apa yang benar-benar diinginkan dalam lingkungan yang menyenangkan bisa memberikan kenikmatan, sehingga merasa puas secara fisik dan emosional, serta makan dalam jumlah yang tepat.

Prinsip 5: Rasakan Kenyang

Dengarkan sinyal tubuh yang menandakan sudah tidak lapar lagi dan amati tanda-tanda kenyang yang nyaman. Berhenti sejenak saat makan untuk menilai rasa makanan dan tingkat kenyang saat ini.

Prinsip 6: Tantang Polisi Makanan

Lawan aturan tidak masuk akal yang diciptakan oleh diet, yang ditegakkan oleh polisi makanan internal yang berteriak pesan negatif dan memicu rasa bersalah. Mengusir polisi makanan ini krusial untuk kembali ke intuitive eating.

Prinsip 7: Hadapi Emosi dengan Kebaikan

Kenali bahwa pembatasan makanan bisa memicu hilangnya kontrol, yang terasa seperti makan emosional. Temukan cara lembut untuk menghibur, merawat, mengalihkan, dan menyelesaikan masalah, karena makanan tidak akan memperbaiki emosi seperti kecemasan, kesepian, kebosanan, atau kemarahan. Makan untuk lapar emosional mungkin membuat perasaan semakin buruk dan perlu mengatasi sumber emosi tersebut.

Prinsip 8: Hormati Tubuh

Terima cetak biru genetik dan hindari ekspektasi tidak realistis tentang ukuran tubuh, mirip dengan tidak memaksa kaki masuk ke sepatu yang lebih kecil. Menghormati tubuh membantu merasa lebih baik tentang siapa diri kita dan memudahkan penolakan mentalitas diet, karena semua tubuh layak dihormati.

Prinsip 9: Gerakan – Rasakan Perbedaannya

Alihkan fokus dari pembakaran kalori ke bagaimana rasanya bergerak, seperti merasa berenergi. Pendekatan ini bisa memotivasi aktivitas seperti berjalan pagi yang menyegarkan daripada menekan tombol tunda alarm, menjauh dari olahraga militer.

Prinsip 10: Hormati Kesehatan – Nutrisi Lembut

Pilih makanan yang menghormati kesejahteraan, selera, dan budaya, sambil menyesuaikan dengan bagaimana tubuh merasa. Ingat bahwa tidak perlu makan sempurna untuk sehat, karena konsistensi dalam waktu lama lebih penting daripada satu kali makan atau camilan. Nutrisi dan gerakan hanya menyumbang sepuluh persen kesehatan, dengan kemajuan, bukan kesempurnaan, sebagai kunci.

Prinsip-prinsip ini bukan aturan kaku, melainkan panduan fleksibel yang bisa disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Mulai dari satu atau dua prinsip bisa membawa perubahan signifikan.