Kemenkes Ungkap 88 Kasus Mpox di Indonesia, Sebagian Besar Terinfeksi Melalui Kontak Seksual

Muhamad Adin ArifinJumat, 23 Agustus 2024 | 14:49 WIB
Kemenkes Ungkap 88 Kasus Mpox di Indonesia, Sebagian Besar Terinfeksi Melalui Kontak Seksual
Kemenkes Ungkap 88 Kasus Mpox di Indonesia, Sebagian Besar Terinfeksi Melalui Kontak Seksual

Diksia.com - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) baru-baru ini merilis data terbaru mengenai kasus konfirmasi Monkeypox (Mpox) di tanah air. Hingga tanggal 17 Agustus 2024, tercatat ada 88 kasus yang telah dikonfirmasi.

Rincian penyebaran kasus menunjukkan DKI Jakarta sebagai wilayah dengan kasus terbanyak, yakni 59 kasus. Sementara itu, Jawa Barat mencatat 13 kasus, Banten 9 kasus, Jawa Timur 3 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 kasus, dan Kepulauan Riau 1 kasus.

Dari total kasus tersebut, sebanyak 87 pasien telah dinyatakan sembuh. Melihat tren mingguan dari tahun 2022 hingga 2024, Oktober 2023 merupakan periode dengan jumlah kasus tertinggi.

Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. Yudhi Pramono, MARS, mengungkapkan bahwa dari 88 kasus konfirmasi, sebanyak 54 di antaranya memenuhi kriteria untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS) guna mengetahui varian virus yang terlibat.

“Seluruh 54 kasus ini termasuk dalam varian Clade IIB. Clade II ini umumnya menyebar sejak tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah, dan sebagian besar penularan terjadi melalui kontak seksual,” jelas dr. Yudhi pada konferensi pers mengenai Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia, Minggu (18/8/2024).

Terdapat dua Clade utama dari virus Monkeypox, yaitu Clade I yang berasal dari Afrika Tengah (Congo Basin) dengan subclade 1a.

Subclade 1a memiliki case fatality rate (CFR) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Clade lainnya dan ditularkan melalui berbagai mode transmisi. Di sisi lain, subclade 1b lebih banyak ditularkan melalui kontak seksual dengan CFR 11%.

Berbeda dengan Clade I, Clade II berasal dari Afrika Barat dengan subclade IIa dan IIb, yang memiliki CFR 3,6%. Clade II menunjukkan CFR yang lebih rendah, dengan kasus sebagian besar berasal dari kontak seksual selama wabah tahun 2022.

Menurut Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, SPKK(K) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), varian Mpox Clade I, baik 1a maupun 1b, belum terdeteksi di Indonesia. Sejak tahun 2022 hingga kini, varian yang ditemukan di Indonesia adalah varian Clade II.

Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id