Diksia.com - Siapa yang tak kenal ikan gabus? Ikan air tawar ini telah lama dikenal sebagai superfood lokal, terutama berkat kandungan albumin tinggi yang luar biasa. Albumin, protein penting yang berfungsi mempercepat penyembuhan luka, menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan meningkatkan daya tahan, membuat ikan gabus menjadi incaran, khususnya bagi pasien pascaoperasi atau mereka yang ingin cepat pulih.
Namun, seperti pepatah bilang, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Di balik segudang manfaatnya, ada potensi risiko dan efek samping ikan gabus yang perlu kamu ketahui agar tidak berakhir membahayakan kesehatan. Bukan bermaksud menakut-nakuti, melainkan untuk mengajak kamu lebih bijak dalam mengonsumsinya.
3 Efek Samping Ikan Gabus yang Paling Penting Diwaspadai
Meskipun aman dikonsumsi dalam batas wajar, konsumsi ikan gabus yang terlalu sering dan dalam jumlah banyak, apalagi jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu, bisa memicu berbagai masalah.
Berikut adalah efek samping terpenting yang wajib kita cermati:
1. Risiko Keracunan Merkuri Akibat Akumulasi Logam Berat
Ini adalah risiko paling serius. Ikan gabus, layaknya ikan predator lain, berpotensi mengakumulasi logam berat seperti merkuri dari perairan tempatnya hidup, terutama jika perairan tersebut tercemar.
Jika kamu mengonsumsi ikan gabus yang tinggi merkuri secara berlebihan dalam jangka panjang, merkuri akan menumpuk dalam tubuh dan dapat memicu kerusakan pada otak, ginjal, paru-paru, jantung, dan sistem saraf.
Gejala keracunan merkuri bisa bervariasi, mulai dari gangguan saraf (kesemutan, mati rasa), gangguan penglihatan, hingga kesulitan mengendalikan gerakan dan gangguan memori (pikun).
2. Bahaya Konsumsi Berlebihan pada Ibu Hamil dan Anak
Peningkatan kadar merkuri dalam tubuh sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Merkuri dapat menembus plasenta dan memengaruhi perkembangan sistem saraf dan otak janin. Akibatnya, janin berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang, termasuk masalah fungsi kognitif, motorik, dan kemampuan berbahasa.
Selain itu, karena tingginya protein dalam ikan gabus, konsumsi suplemen atau ekstrak gabus berlebihan pada anak yang tidak sakit bisa menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan membebani fungsi ginjal jika tidak diimbangi asupan lain.
3. Reaksi Alergi dan Gangguan Pencernaan
Seperti semua jenis ikan dan makanan laut lainnya, ikan gabus mengandung protein yang bisa menjadi pemicu alergi bagi sebagian orang. Jika kamu memiliki riwayat alergi ikan, konsumsi ikan gabus, baik dalam bentuk utuh maupun ekstrak kapsul, bisa memicu reaksi alergi.
Gejala alergi ini bisa ringan (gatal-gatal, ruam kulit) hingga berat (bengkak di wajah atau tenggorokan, sesak napas).
Selain itu, tingginya kandungan protein juga bisa memicu gangguan pencernaan, seperti kembung, sembelit, atau diare, terutama jika dikonsumsi dalam porsi besar tanpa jeda, karena tubuh kesulitan memproses protein dalam jumlah yang sangat banyak sekaligus.
Bagaimana Cara Mengonsumsi Ikan Gabus dengan Aman?
Tenang, kamu tidak perlu sepenuhnya berhenti mengonsumsi ikan gabus. Kita bisa menikmati manfaatnya sambil meminimalkan risiko. Kuncinya adalah bijak dan seimbang.
- Batasi Porsi: Hindari mengonsumsinya setiap hari dalam jumlah besar. Berikan jeda dan kombinasikan dengan sumber protein lain.
- Pilih Sumber: Usahakan mendapatkan ikan gabus dari sumber yang jelas dan perairan yang tidak tercemar.
- Perhatikan Reaksi Tubuh: Jika kamu atau anak mengalami gejala alergi atau gangguan pencernaan setelah konsumsi, segera hentikan dan konsultasikan dengan profesional kesehatan.
Ikan gabus tetaplah sumber nutrisi hebat yang bermanfaat. Dengan mengetahui efek samping ikan gabus ini, kini kamu bisa lebih cerdas dalam mengelola asupan. Jadi, mari nikmati protein super ini dengan porsi yang pas, ya!