Diksia.com - Belakangan ini, kesadaran kita terhadap kesehatan meningkat pesat, terutama pascapandemi. Salah satu primadona dalam deretan suplemen kesehatan adalah Vitamin D3. Dikenal sebagai vitamin sinar matahari, nutrisi ini memang vital untuk menjaga imunitas dan kesehatan tulang. Namun, di balik manfaatnya yang besar, terdapat risiko kesehatan serius jika kamu mengonsumsinya tanpa takaran yang tepat.
Banyak dari kita beranggapan bahwa semakin banyak mengonsumsi vitamin, tubuh akan semakin sehat. Padahal, Vitamin D3 adalah vitamin larut lemak. Artinya, jika jumlahnya berlebih, zat ini tidak akan dibuang melalui urine melainkan menumpuk di dalam jaringan tubuh. Akumulasi ini dalam jangka panjang dapat memicu kondisi yang disebut toksisitas Vitamin D atau hipervitaminosis D.
Hiperkalsemia: Musuh Utama Akibat Kelebihan Dosis
Efek samping paling signifikan dari kelebihan Vitamin D3 adalah hiperkalsemia, yaitu kondisi di mana kadar kalsium dalam darah menjadi sangat tinggi. Vitamin D3 bertugas membantu penyerapan kalsium dari makanan yang kamu konsumsi. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi, penyerapan kalsium menjadi tidak terkendali.
Gejala awal hiperkalsemia sering kali tidak disadari karena mirip dengan gangguan kesehatan ringan. Kamu mungkin akan merasakan mual, muntah, sakit perut, hingga sembelit atau diare. Dalam tahap yang lebih lanjut, kondisi ini bisa menyebabkan rasa haus yang ekstrem dan frekuensi buang air kecil yang meningkat drastis. Jika kita abai terhadap tanda-tanda ini, dampaknya bisa merusak organ vital lainnya.
Ancaman bagi Ginjal dan Tulang
Ginjal adalah organ yang bekerja keras menyaring kelebihan zat dalam tubuh. Ketika kadar kalsium melonjak akibat overdosis Vitamin D3, risiko pembentukan batu ginjal pun meningkat. Kalsium yang mengkristal dapat menyumbat saluran kemih dan menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa. Pada kasus yang ekstrem dan tidak tertangani, keracunan Vitamin D3 bahkan dapat berujung pada cedera ginjal permanen atau gagal ginjal.
Ironisnya, meskipun Vitamin D3 dikonsumsi untuk memperkuat tulang, kelebihan dosis justru bisa berbalik menyerang kesehatan tulangmu. Hal ini terjadi karena tingginya kadar Kalsium dalam darah dapat mengganggu aktivitas Vitamin K2 yang bertugas mengikat kalsium ke tulang. Akibatnya, kepadatan tulang justru bisa berkurang dan menyebabkan nyeri tulang yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Mengenali Batas Aman Konsumsi Harian
Penting bagi kita untuk memahami bahwa keracunan Vitamin D hampir tidak mungkin terjadi karena paparan sinar matahari atau konsumsi makanan alami. Risiko ini hampir eksklusif disebabkan oleh penggunaan suplemen dosis tinggi dalam jangka waktu lama.
Lalu, berapa batas amannya? Secara umum, rekomendasi harian untuk orang dewasa sehat berkisar antara 600 hingga 800 IU (International Unit). Batas toleransi atas yang dianggap aman oleh banyak pakar kesehatan adalah 4.000 IU per hari, kecuali ada instruksi khusus dari dokter untuk menangani defisiensi berat.
Jika kamu selama ini rutin mengonsumsi suplemen Vitamin D3 dengan dosis tinggi, ada baiknya melakukan pengecekan kadar darah di laboratorium secara berkala. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa niat baik kita menjaga kesehatan tidak justru menjadi bumerang bagi tubuh. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum memulai atau mengubah dosis suplemen harianmu.





