12 Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI yang Wajib Kamu Tahu

RediksiaSelasa, 1 April 2025 | 14:47 WIB
12 Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI
12 Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI

Diksia.com - Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang memegang peranan sangat penting dalam pembangunan bangsa. Kesehatan sebuah keluarga tidak hanya berdampak pada kualitas hidup anggotanya, tetapi juga pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, telah menetapkan standar untuk menilai apakah sebuah keluarga termasuk dalam kategori sehat melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif, meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, ditetapkanlah 12 indikator utama yang menjadi acuan status kesehatan sebuah keluarga.

Memahami indikator ini penting bagi kita semua agar dapat mengevaluasi kondisi keluarga masing-masing dan mengambil langkah perbaikan yang diperlukan. Mari kita simak bersama 12 indikator keluarga sehat menurut Kemenkes RI:

1. Keluarga Mengikuti Program Keluarga Berencana (KB)

Indikator pertama ini menekankan pentingnya perencanaan keluarga. Pasangan usia subur (PUS) diharapkan menggunakan metode kontrasepsi modern untuk mengatur jarak kelahiran dan jumlah anak, demi kesehatan ibu dan kualitas pengasuhan anak. Partisipasi aktif dalam program KB menunjukkan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi.

2. Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan (seperti Puskesmas, klinik, atau rumah sakit) sangat krusial untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Ini memastikan ibu dan bayi mendapatkan penanganan yang tepat jika terjadi komplikasi selama atau setelah persalinan.

3. Bayi Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi adalah cara paling efektif untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat dicegah. Keluarga sehat memastikan bayi mereka mendapatkan seluruh rangkaian imunisasi dasar sesuai jadwal yang direkomendasikan pemerintah, mulai dari Hepatitis B, BCG, Polio, DPT-HB-Hib, hingga Campak-Rubella.

4. Bayi Mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan. Pemberian ASI eksklusif, tanpa tambahan makanan atau minuman lain (kecuali obat jika diperlukan), memberikan nutrisi lengkap dan antibodi penting untuk tumbuh kembang optimal serta kekebalan tubuh bayi. Keluarga sehat mendukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif.

5. Pertumbuhan Balita Dipantau Setiap Bulan

Memantau tumbuh kembang balita (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) secara rutin, biasanya melalui Posyandu atau kunjungan ke fasilitas kesehatan, sangat penting. Pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi dini masalah gizi atau gangguan pertumbuhan, sehingga dapat segera ditangani.

6. Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Berobat Sesuai Standar

Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Keluarga sehat memastikan anggota keluarga yang menderita TB Paru mendapatkan pengobatan lengkap dan tuntas sesuai standar program pemerintah (minimal 6 bulan pengobatan tanpa putus) untuk mencegah penularan dan resistensi obat.

7. Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penderita hipertensi dalam keluarga sehat diharapkan rutin memeriksakan tekanan darah dan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter untuk mengendalikan kondisi kesehatannya.

8. Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Ditelantarkan

Kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Keluarga sehat memberikan dukungan penuh kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, memastikan mereka mendapatkan pengobatan yang diperlukan, dan tidak mengucilkan atau menelantarkannya. Stigma terhadap gangguan jiwa harus dihilangkan.

9. Tidak Ada Anggota Keluarga yang Merokok

Merokok membahayakan kesehatan perokok aktif maupun pasif. Keluarga sehat adalah keluarga yang bebas dari asap rokok. Tidak ada satu pun anggota keluarga yang merokok di dalam rumah maupun di lingkungan sekitarnya demi melindungi kesehatan bersama, terutama anak-anak.

10. Keluarga Sudah Mempunyai Akses Sarana Air Bersih

Akses terhadap air bersih yang layak untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci adalah kebutuhan dasar. Keluarga sehat memiliki akses mudah ke sumber air bersih yang terlindungi, seperti air ledeng (PDAM), sumur bor atau sumur gali terlindungi, atau mata air terlindungi.

11. Keluarga Mempunyai Akses atau Menggunakan Jamban Sehat

Sanitasi yang layak adalah kunci pencegahan penyakit menular seperti diare dan tifus. Keluarga sehat memiliki dan menggunakan jamban dengan tangki septik atau sistem pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat kesehatan, mencegah pencemaran lingkungan.

12. Keluarga Menjadi Anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Kepemilikan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), seperti BPJS Kesehatan, memastikan seluruh anggota keluarga memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan saat dibutuhkan tanpa terkendala biaya. Ini merupakan jaring pengaman finansial sekaligus wujud gotong royong dalam sistem kesehatan nasional.

Upaya Mewujudkan Keluarga Sehat

Mencapai status keluarga sehat berdasarkan 12 indikator ini adalah sebuah proses yang membutuhkan kesadaran, komitmen, dan upaya bersama dari seluruh anggota keluarga serta dukungan dari lingkungan dan pemerintah. Petugas kesehatan, terutama melalui kunjungan rumah dalam program PIS-PK, akan membantu melakukan pendataan, memberikan edukasi, dan memfasilitasi akses layanan kesehatan.