Diksia.com - Memiliki dana lebih dan ingin mulai berinvestasi? Investasi merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kekayaan dan mencapai tujuan finansial.
Namun, dengan banyaknya pilihan investasi yang tersedia, seringkali kita merasa bingung dalam menentukan pilihan yang tepat.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, kamu perlu memahami perbedaan antara reksadana syariah dan konvensional.
Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga penting untuk memilih yang sesuai dengan nilai dan tujuan keuanganmu.
Salah satu instrumen investasi yang populer adalah reksadana. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami dulu apa itu reksadana.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari banyak investor yang kemudian diinvestasikan dalam berbagai jenis instrumen keuangan seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Dengan berinvestasi di reksadana, kamu bisa memiliki portofolio yang diversifikasi tanpa perlu mengeluarkan modal yang besar.
Reksadana sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu reksadana syariah dan reksadana konvensional. Apa saja perbedaan antara keduanya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Pengertian Reksadana Syariah dan Konvensional
Reksadana konvensional adalah wadah yang menghimpun dana dari masyarakat untuk diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan deposito.
Reksadana ini dikelola berdasarkan prinsip-prinsip bisnis modern dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sementara itu, reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam.
Dana yang dihimpun akan diinvestasikan ke dalam instrumen keuangan yang sesuai dengan hukum syariah, seperti saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan sukuk. Selain diawasi oleh OJK, reksadana syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Prinsip Pengelolaan
Perbedaan utama antara reksadana syariah dan konvensional terletak pada prinsip pengelolaannya. Reksadana konvensional dikelola berdasarkan kontrak investasi kolektif tanpa memperhatikan aspek halal atau haram.
Sebaliknya, reksadana syariah dikelola berdasarkan prinsip syariah yang melarang investasi pada sektor-sektor yang dianggap haram, seperti perjudian, alkohol, dan riba.
Pembagian Keuntungan
Pada reksadana konvensional, pembagian keuntungan dilakukan berdasarkan perkembangan suku bunga dan kesepakatan antara pemodal dan manajer investasi.
Sedangkan pada reksadana syariah, pembagian keuntungan dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan syariat Islam. Hal ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi investor Muslim karena sesuai dengan kaidah agama.
Proses Pembersihan (Cleansing)
Reksadana syariah memiliki proses pembersihan atau cleansing, yaitu pemisahan pendapatan yang halal dan tidak halal.
Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa pendapatan yang diterima investor benar-benar sesuai dengan prinsip syariah. Sebaliknya, reksadana konvensional tidak memiliki proses pembersihan ini.
Akad atau Pengikatan
Dalam reksadana syariah, akad atau pengikatan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah seperti musyarakah (kerjasama), ijarah (sewa menyewa), dan mudharabah (bagi hasil).
Sementara itu, reksadana konvensional menggunakan akad yang lebih fleksibel tanpa memperhatikan aspek halal atau haram.
Kesimpulan
Memilih antara reksadana syariah dan konvensional tergantung pada preferensi dan kebutuhan investasi kamu.
Jika kamu mencari investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan memberikan rasa aman dalam hal kehalalan, reksadana syariah bisa menjadi pilihan yang tepat.
Namun, jika kamu lebih fleksibel dan tidak terlalu memperhatikan aspek halal atau haram, reksadana konvensional bisa menjadi alternatif yang menarik.
Dengan memahami perbedaan antara reksadana syariah dan konvensional, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan sesuai dengan tujuan finansial kamu.
Selalu lakukan riset dan konsultasi dengan ahli keuangan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.