Diksia.com - Deposito bank adalah salah satu produk perbankan yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Deposito menawarkan suku bunga yang lebih tinggi daripada tabungan biasa, sehingga bisa menjadi pilihan investasi yang menguntungkan. Selain itu, deposito juga dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sehingga dana yang kamu simpan di deposito aman dari risiko kebangkrutan bank.
Namun, deposito juga memiliki aturan yang harus kamu patuhi, yaitu tidak boleh menarik dana sebelum jatuh tempo. Jatuh tempo adalah tanggal akhir dari periode deposito yang kamu pilih, misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Jika kamu menarik dana sebelum jatuh tempo, kamu akan mendapatkan sanksi berupa denda atau penalti dari bank.
Lalu, apa saja alasan yang mungkin membuat kamu ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo? Apa saja risiko yang harus kamu tanggung jika kamu melakukannya? Dan bagaimana cara mencairkan deposito sebelum jatuh tempo yang benar? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Alasan Mencairkan Deposito Sebelum Jatuh Tempo
Ada beberapa alasan yang mungkin membuat kamu ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, antara lain:
- Butuh dana cepat. Kebutuhan mendesak atau situasi darurat mungkin membuat kamu membutuhkan dana tunai dengan segera. Misalnya, kamu harus membayar biaya rumah sakit, biaya sekolah, atau biaya renovasi rumah. Jika kamu tidak memiliki tabungan darurat atau sumber dana lainnya, mencairkan deposito bisa menjadi solusi terakhir untuk mengatasi masalah keuanganmu.
- Tergiur dengan suku bunga deposito baru yang lebih tinggi. Suku bunga deposito bisa berubah-ubah sesuai dengan kebijakan bank dan kondisi pasar. Jika bank tempat kamu menempatkan deposito menaikkan suku bunga deposito baru yang lebih menguntungkan, kamu mungkin ingin memindahkan dana depositomu ke bank tersebut. Namun, untuk bisa menikmati suku bunga baru, kamu harus mencairkan deposito lama terlebih dahulu.
- Ingin berinvestasi di instrumen lain yang lebih menguntungkan. Deposito memang menawarkan keuntungan berupa suku bunga yang tetap dan keamanan yang tinggi. Namun, deposito juga memiliki kelemahan berupa rendahnya likuiditas dan fleksibilitas. Jika kamu ingin berinvestasi di instrumen lain yang lebih likuid, fleksibel, dan berpotensi memberikan return yang lebih tinggi, kamu mungkin ingin mencairkan deposito dan mengalihkan dana investasimu ke instrumen lain, seperti reksa dana, saham, atau emas.
Risiko Mencairkan Deposito Sebelum Jatuh Tempo
Meskipun ada alasan-alasan yang mungkin membuat kamu ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, kamu juga harus mempertimbangkan risiko yang akan kamu hadapi jika kamu melakukannya, yaitu:
- Kehilangan bunga deposito. Ini adalah risiko utama yang harus kamu tanggung jika kamu mencairkan deposito sebelum jatuh tempo. Bank akan memberikan sanksi berupa denda atau penalti yang biasanya berupa pengurangan atau penghapusan bunga deposito. Besarnya denda atau penalti tergantung pada kebijakan masing-masing bank, tetapi umumnya berkisar antara 25% hingga 100% dari bunga deposito. Jadi, kamu akan kehilangan sebagian atau seluruh bunga deposito yang seharusnya kamu dapatkan jika kamu menunggu hingga jatuh tempo.
- Kehilangan kesempatan berinvestasi di deposito. Jika kamu mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, kamu juga akan kehilangan kesempatan untuk berinvestasi di deposito dengan suku bunga yang tetap dan keamanan yang tinggi. Kamu harus mencari bank lain yang menawarkan suku bunga deposito yang lebih baik, atau berinvestasi di instrumen lain yang mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi. Jika kamu tidak bisa menemukan pilihan investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risikomu, kamu mungkin akan menyesal telah mencairkan deposito sebelum jatuh tempo.
- Membayar pajak penghasilan. Jika kamu mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, kamu juga harus membayar pajak penghasilan atas bunga deposito yang kamu terima. Pajak penghasilan atas bunga deposito adalah sebesar 20% dari bunga deposito. Jika kamu menunggu hingga jatuh tempo, kamu bisa mendapatkan fasilitas pemotongan pajak penghasilan menjadi 15% jika kamu memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Jadi, mencairkan deposito sebelum jatuh tempo akan membuat kamu membayar pajak lebih besar.
Cara Mencairkan Deposito Sebelum Jatuh Tempo
Jika kamu sudah mempertimbangkan semua risiko dan tetap ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, kamu harus mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh bank. Berikut adalah langkah-langkah umum yang harus kamu lakukan:
- Datang ke kantor cabang bank tempat kamu membuka deposito. Kamu harus datang langsung ke kantor cabang bank tempat kamu membuka deposito, karena pencairan deposito sebelum jatuh tempo tidak bisa dilakukan secara online atau melalui ATM. Kamu harus membawa buku tabungan, kartu ATM, dan kartu identitas yang masih berlaku, seperti KTP, SIM, atau paspor.
- Mengisi formulir pencairan deposito. Kamu harus mengisi formulir pencairan deposito yang disediakan oleh bank. Kamu harus mencantumkan nomor rekening, nama, alamat, nomor telepon, jumlah dana yang ingin ditarik, dan alasan pencairan deposito. Kamu juga harus menandatangani formulir tersebut sebagai tanda persetujuan.
- Menyerahkan bukti deposito. Kamu harus menyerahkan bukti deposito yang berupa sertifikat deposito atau slip deposito kepada petugas bank. Bukti deposito ini berfungsi sebagai tanda bukti bahwa kamu adalah pemilik sah dari deposito tersebut. Jika kamu kehilangan bukti deposito, kamu harus membuat surat pernyataan kehilangan dan melampirkan fotokopi kartu identitas.
- Menunggu proses verifikasi. Petugas bank akan melakukan proses verifikasi terhadap data dan dokumen yang kamu berikan. Petugas bank juga akan menghitung besarnya denda atau penalti yang harus kamu bayar karena mencairkan deposito sebelum jatuh tempo. Proses verifikasi ini biasanya memakan waktu sekitar 15 menit hingga 1 jam, tergantung pada kebijakan bank dan kondisi antrian.
- Menerima dana deposito. Setelah proses verifikasi selesai, kamu akan menerima dana deposito yang sudah dikurangi dengan bunga deposito dan denda atau penalti. Kamu bisa memilih untuk menerima dana deposito dalam bentuk tunai atau transfer ke rekening tabungan. Kamu juga akan menerima bukti pencairan deposito yang harus kamu simpan sebagai arsip.
Tips Mencairkan Deposito Sebelum Jatuh Tempo
Meskipun mencairkan deposito sebelum jatuh tempo memiliki risiko yang cukup besar, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir kerugian yang mungkin kamu alami, yaitu:
- Mencairkan deposito di akhir periode. Jika kamu ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, sebaiknya kamu melakukannya di akhir periode deposito, misalnya beberapa hari atau minggu sebelum jatuh tempo. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan bunga deposito yang lebih besar daripada jika kamu mencairkan deposito di awal atau tengah periode. Selain itu, kamu juga bisa mengurangi besarnya denda atau penalti yang harus kamu bayar.
- Memilih bank yang memberikan denda atau penalti yang rendah. Jika kamu ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, sebaiknya kamu memilih bank yang memberikan denda atau penalti yang rendah. Kamu bisa membandingkan kebijakan denda atau penalti dari berbagai bank sebelum kamu membuka deposito. Kamu juga bisa memilih bank yang memberikan fasilitas pencairan deposito sebelum jatuh tempo tanpa denda atau penalti, meskipun biasanya bank seperti ini menawarkan suku bunga deposito yang lebih rendah.
- Memilih periode deposito yang pendek. Jika kamu ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, sebaiknya kamu memilih periode deposito yang pendek, misalnya 1 bulan atau 3 bulan. Dengan begitu, kamu bisa lebih fleksibel dalam mengatur dana investasimu dan mengantisipasi perubahan suku bunga deposito atau kondisi pasar. Meskipun periode deposito yang pendek biasanya menawarkan suku bunga deposito yang lebih rendah, kamu bisa mengimbanginya dengan menempatkan dana yang lebih besar.
Alternatif Deposito yang Lebih Fleksibel
Jika kamu merasa deposito terlalu kaku dan tidak sesuai dengan kebutuhan dan profil risikomu, kamu bisa mencari alternatif deposito yang lebih fleksibel, seperti:
- Tabungan berjangka. Tabungan berjangka adalah produk perbankan yang mirip dengan deposito, tetapi memiliki periode yang lebih pendek, yaitu 1 minggu, 2 minggu, atau 4 minggu. Tabungan berjangka menawarkan suku bunga yang lebih tinggi daripada tabungan biasa, tetapi lebih rendah daripada deposito. Keuntungan tabungan berjangka adalah kamu bisa menarik dana kapan saja tanpa denda atau penalti, asalkan tidak melebihi batas penarikan yang ditetapkan oleh bank.
- Deposito berjangka. Deposito berjangka adalah produk perbankan yang mirip dengan deposito, tetapi memiliki periode yang lebih panjang, yaitu 24 bulan, 36 bulan, atau 60 bulan. Deposito berjangka menawarkan suku bunga yang lebih tinggi daripada deposito biasa, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Keuntungan deposito berjangka adalah kamu bisa mencairkan deposito sebelum jatuh tempo tanpa denda atau penalti, asalkan sudah melewati periode minimum yang ditetapkan oleh bank, misalnya 12 bulan atau 18 bulan.
- Deposito on call. Deposito on call adalah produk perbankan yang mirip dengan deposito, tetapi memiliki periode yang sangat pendek, yaitu 1 hari, 2 hari, atau 7 hari. Deposito on call menawarkan suku bunga yang lebih tinggi daripada tabungan berjangka, tetapi lebih rendah daripada deposito biasa. Keuntungan deposito on call adalah kamu bisa mencairkan deposito kapan saja tanpa denda atau penalti, asalkan sudah melewati periode minimum yang ditetapkan oleh bank, misalnya 1 hari atau 2 hari.
Kesimpulan
Deposito bank adalah produk perbankan yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi daripada tabungan biasa, sehingga bisa menjadi pilihan investasi yang menguntungkan. Namun, deposito juga memiliki aturan yang harus dipatuhi, yaitu tidak boleh menarik dana sebelum jatuh tempo. Jika kamu melanggar aturan ini, kamu akan mendapatkan sanksi berupa denda atau penalti dari bank.