Diksia.com - Portofolio investasi adalah kumpulan aset yang dimiliki oleh seorang investor, baik itu berupa saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, maupun komoditas. Tujuan dari portofolio investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan sekaligus mengurangi risiko yang mungkin timbul dari fluktuasi pasar.
Namun, tidak semua portofolio investasi bisa memberikan hasil yang optimal. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun portofolio investasi yang sukses, seperti tujuan investasi, profil risiko, alokasi aset, diversifikasi, dan manajemen portofolio.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang masing-masing faktor tersebut dan memberikan tips-tips praktis untuk kamu yang ingin membuat portofolio investasi yang menguntungkan.
Menentukan Tujuan Investasi dan Jangka Waktu
Langkah pertama dalam menyusun portofolio investasi adalah menentukan tujuan investasi dan jangka waktu yang diinginkan. Tujuan investasi adalah alasan mengapa kamu berinvestasi, misalnya untuk mempersiapkan dana pendidikan, pensiun, membeli rumah, atau sekadar menambah penghasilan. Jangka waktu adalah periode waktu yang kamu rencanakan untuk menyimpan aset investasi, misalnya jangka pendek (kurang dari 1 tahun), menengah (1-5 tahun), atau panjang (lebih dari 5 tahun).
Tujuan investasi dan jangka waktu akan mempengaruhi pilihan aset investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kamu. Secara umum, semakin jauh jangka waktu investasi, semakin besar pula toleransi risiko yang bisa kamu ambil. Sebaliknya, semakin dekat jangka waktu investasi, semakin kecil pula risiko yang bisa kamu terima.
Misalnya, jika kamu ingin berinvestasi untuk membeli rumah dalam 2 tahun, maka kamu sebaiknya memilih aset investasi yang aman dan likuid, seperti deposito atau obligasi. Namun, jika kamu ingin berinvestasi untuk pensiun dalam 20 tahun, maka kamu bisa memilih aset investasi yang berisiko tinggi namun berpotensi memberikan return tinggi, seperti saham atau reksa dana saham.
Mengetahui Profil Risiko
Langkah kedua dalam menyusun portofolio investasi adalah mengetahui profil risiko kamu sebagai investor. Profil risiko adalah karakteristik yang menunjukkan seberapa besar kamu bersedia mengambil risiko dalam berinvestasi. Profil risiko dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, pendapatan, pengeluaran, kekayaan, pengetahuan, dan preferensi kamu. Profil risiko biasanya dibagi menjadi tiga kategori, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Investor konservatif adalah investor yang tidak suka mengambil risiko dan lebih mengutamakan keamanan dan stabilitas dari aset investasi. Investor konservatif biasanya berusia lanjut, memiliki pendapatan tetap, dan memiliki tujuan investasi jangka pendek. Investor konservatif cocok memilih aset investasi yang berisiko rendah, seperti deposito, obligasi, atau reksa dana pasar uang.
Investor moderat adalah investor yang bersedia mengambil risiko sedang dan mengharapkan return yang cukup menarik dari aset investasi. Investor moderat biasanya berusia dewasa, memiliki pendapatan variabel, dan memiliki tujuan investasi jangka menengah. Investor moderat cocok memilih aset investasi yang berisiko menengah, seperti reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, atau saham-saham blue chip.
Investor agresif adalah investor yang berani mengambil risiko tinggi dan mengejar return yang maksimal dari aset investasi. Investor agresif biasanya berusia muda, memiliki pendapatan tinggi, dan memiliki tujuan investasi jangka panjang. Investor agresif cocok memilih aset investasi yang berisiko tinggi, seperti saham-saham pertumbuhan, reksa dana saham, atau instrumen investasi alternatif seperti kripto, emas, atau komoditas.
Menentukan Alokasi Aset
Langkah ketiga dalam menyusun portofolio investasi adalah menentukan alokasi aset yang sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko kamu. Alokasi aset adalah proporsi dari masing-masing jenis aset investasi yang ada di dalam portofolio kamu, misalnya 50% saham, 30% obligasi, dan 20% uang tunai. Alokasi aset akan menentukan seberapa besar return dan risiko yang bisa kamu dapatkan dari portofolio investasi kamu.
Secara umum, semakin besar alokasi aset yang berisiko tinggi, semakin besar pula return dan risiko yang bisa kamu dapatkan. Sebaliknya, semakin besar alokasi aset yang berisiko rendah, semakin kecil pula return dan risiko yang bisa kamu dapatkan.
Misalnya, jika kamu memiliki alokasi aset 80% saham dan 20% obligasi, maka kamu bisa mendapatkan return yang tinggi namun juga harus siap menghadapi fluktuasi pasar yang besar. Namun, jika kamu memiliki alokasi aset 20% saham dan 80% obligasi, maka kamu bisa mendapatkan return yang rendah namun juga memiliki stabilitas yang tinggi.
Untuk menentukan alokasi aset yang tepat, kamu bisa menggunakan rumus sederhana berikut:
Alokasi saham = 100% – usia kamu
Alokasi obligasi = usia kamu
Alokasi uang tunai = 10%
Misalnya, jika usia kamu 25 tahun, maka alokasi aset kamu adalah:
Alokasi saham = 100% – 25% = 75%
Alokasi obligasi = 25%
Alokasi uang tunai = 10%
Rumus ini bisa kamu sesuaikan dengan tujuan investasi dan profil risiko kamu. Jika kamu ingin lebih konservatif, kamu bisa mengurangi alokasi saham dan menambah alokasi obligasi atau uang tunai. Jika kamu ingin lebih agresif, kamu bisa menambah alokasi saham dan mengurangi alokasi obligasi atau uang tunai.
Melakukan Diversifikasi
Langkah keempat dalam menyusun portofolio investasi adalah melakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi untuk menyebar aset investasi kamu ke berbagai jenis, sektor, atau negara yang berbeda. Tujuan dari diversifikasi adalah untuk mengurangi risiko yang spesifik terhadap suatu aset investasi, misalnya risiko kebangkrutan, risiko regulasi, risiko politik, atau risiko mata uang. Dengan melakukan diversifikasi, kamu bisa mengurangi dampak negatif dari salah satu aset investasi yang mengalami penurunan nilai.
Diversifikasi bisa kamu lakukan dengan cara berikut:
- Memilih berbagai jenis aset investasi, misalnya saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas. Setiap jenis aset investasi memiliki karakteristik, return, dan risiko yang berbeda-beda. Dengan memiliki berbagai jenis aset investasi, kamu bisa mengurangi risiko yang berasal dari satu jenis aset investasi saja.
- Memilih berbagai sektor aset investasi, misalnya sektor konsumsi, sektor keuangan, sektor industri, sektor teknologi, atau sektor kesehatan. Setiap sektor aset investasi memiliki siklus, pertumbuhan, dan sensitivitas yang berbeda-beda terhadap kondisi ekonomi dan pasar. Dengan memiliki berbagai sektor aset investasi, kamu bisa mengurangi risiko yang berasal dari satu sektor aset investasi saja.
- Memilih berbagai negara aset investasi, misalnya Indonesia, Amerika Serikat, China, Jepang, atau India. Setiap negara aset investasi memiliki potensi, risiko, dan keterkaitan yang berbeda-beda dengan pasar global. Dengan memiliki berbagai negara aset investasi, kamu bisa mengurangi risiko yang berasal dari satu negara aset investasi saja.
Untuk melakukan diversifikasi dengan baik, kamu bisa menggunakan beberapa prinsip berikut:
- Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Artinya, jangan menginvestasikan semua uang kamu ke satu jenis, sektor, atau negara aset investasi saja. Sebaiknya, sebar uang kamu ke beberapa aset investasi yang berbeda-beda.
- Jangan terlalu banyak menaruh telur dalam banyak keranjang. Artinya, jangan menginvestasikan uang kamu ke terlalu banyak aset investasi yang tidak berkorelasi. Sebaiknya, pilih aset investasi yang memiliki korelasi rendah atau negatif, sehingga jika satu aset investasi turun, aset investasi lainnya bisa naik atau tetap stabil.
- Jangan menaruh telur dalam keranjang yang tidak kamu kenal. Artinya, jangan menginvestasikan uang kamu ke aset investasi yang tidak kamu pahami atau tidak sesuai dengan profil risiko kamu. Sebaiknya, pilih aset investasi yang kamu pahami dan sesuai dengan tujuan investasi kamu.
Melakukan Manajemen Portofolio
Langkah kelima dan terakhir dalam menyusun portofolio investasi adalah melakukan manajemen portofolio. Manajemen portofolio adalah proses untuk mengawasi, mengevaluasi, dan menyesuaikan portofolio investasi kamu sesuai dengan kondisi pasar dan kinerja aset investasi kamu. Tujuan dari manajemen portofolio adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan return dan mengurangi risiko dari portofolio investasi kamu.
Manajemen portofolio bisa kamu lakukan dengan cara berikut:
- Melakukan pemantauan. Artinya, kamu harus rutin memantau perkembangan pasar dan kinerja aset investasi kamu. Kamu bisa menggunakan berbagai sumber informasi, seperti laporan keuangan, berita, analisis, atau rekomendasi dari ahli. Kamu juga bisa menggunakan berbagai alat bantu, seperti aplikasi, website, atau platform investasi online yang menyediakan fitur pemantauan portofolio investasi.
- Melakukan evaluasi. Artinya, kamu harus menilai apakah portofolio investasi kamu masih sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko kamu. Kamu bisa menggunakan berbagai indikator, seperti return, risiko, rasio Sharpe, rasio Treynor, atau rasio Sortino. Kamu juga bisa membandingkan kinerja portofolio investasi kamu dengan benchmark, seperti indeks pasar, reksa dana sejenis, atau portofolio investasi lainnya.
- Melakukan penyesuaian. Artinya, kamu harus melakukan perubahan pada portofolio investasi kamu jika diperlukan. Kamu bisa melakukan rebalancing, yaitu menyesuaikan kembali alokasi aset investasi kamu sesuai dengan proporsi yang telah kamu tentukan sebelumnya. Kamu juga bisa melakukan realokasi, yaitu mengubah alokasi aset investasi kamu sesuai dengan kondisi pasar atau tujuan investasi yang berubah. Kamu juga bisa melakukan diversifikasi ulang, yaitu menambah atau mengurangi jenis, sektor, atau negara aset investasi kamu sesuai dengan korelasi dan potensi masing-masing.
Manajemen portofolio bisa kamu lakukan secara berkala, misalnya setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap tahun. Kamu juga bisa melakukan manajemen portofolio secara situasional, misalnya ketika ada peristiwa penting yang mempengaruhi pasar atau aset investasi kamu, seperti krisis, perang, pemilu, atau pandemi.
Kesimpulan
Portofolio investasi adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan finansial kamu dengan menginvestasikan uang kamu ke berbagai aset yang berbeda-beda. Untuk menyusun portofolio investasi yang sukses, kamu perlu memperhatikan beberapa faktor, seperti tujuan investasi, profil risiko, alokasi aset, diversifikasi, dan manajemen portofolio.
Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, kamu bisa membuat portofolio investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kamu, serta mengoptimalkan return dan mengurangi risiko dari portofolio investasi kamu.