Bagaimana Menyusun Portofolio Investasi yang Sukses

RediksiaSabtu, 30 Desember 2023 | 10:14 WIB
Bagaimana Menyusun Portofolio Investasi yang Sukses
Bagaimana Menyusun Portofolio Investasi yang Sukses

Investor konservatif adalah investor yang tidak suka mengambil risiko dan lebih mengutamakan keamanan dan stabilitas dari aset investasi. Investor konservatif biasanya berusia lanjut, memiliki pendapatan tetap, dan memiliki tujuan investasi jangka pendek. Investor konservatif cocok memilih aset investasi yang berisiko rendah, seperti deposito, obligasi, atau reksa dana pasar uang.

Investor moderat adalah investor yang bersedia mengambil risiko sedang dan mengharapkan return yang cukup menarik dari aset investasi. Investor moderat biasanya berusia dewasa, memiliki pendapatan variabel, dan memiliki tujuan investasi jangka menengah. Investor moderat cocok memilih aset investasi yang berisiko menengah, seperti reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, atau saham-saham blue chip.

Investor agresif adalah investor yang berani mengambil risiko tinggi dan mengejar return yang maksimal dari aset investasi. Investor agresif biasanya berusia muda, memiliki pendapatan tinggi, dan memiliki tujuan investasi jangka panjang. Investor agresif cocok memilih aset investasi yang berisiko tinggi, seperti saham-saham pertumbuhan, reksa dana saham, atau instrumen investasi alternatif seperti kripto, emas, atau komoditas.

Menentukan Alokasi Aset

Langkah ketiga dalam menyusun portofolio investasi adalah menentukan alokasi aset yang sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko kamu. Alokasi aset adalah proporsi dari masing-masing jenis aset investasi yang ada di dalam portofolio kamu, misalnya 50% saham, 30% obligasi, dan 20% uang tunai. Alokasi aset akan menentukan seberapa besar return dan risiko yang bisa kamu dapatkan dari portofolio investasi kamu.

Secara umum, semakin besar alokasi aset yang berisiko tinggi, semakin besar pula return dan risiko yang bisa kamu dapatkan. Sebaliknya, semakin besar alokasi aset yang berisiko rendah, semakin kecil pula return dan risiko yang bisa kamu dapatkan.

Misalnya, jika kamu memiliki alokasi aset 80% saham dan 20% obligasi, maka kamu bisa mendapatkan return yang tinggi namun juga harus siap menghadapi fluktuasi pasar yang besar. Namun, jika kamu memiliki alokasi aset 20% saham dan 80% obligasi, maka kamu bisa mendapatkan return yang rendah namun juga memiliki stabilitas yang tinggi.