Diksia.com - Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara, meninggalkan warisan budaya dan sejarah yang kaya.
Untuk memahami kejayaan dan kehidupan masyarakatnya, kita perlu menelusuri berbagai sumber sejarah yang menjadi bukti otentik dari masa lalu.
Artikel ini akan mengajak kamu menjelajahi sumber-sumber sejarah Kerajaan Majapahit yang mencakup prasasti, naskah kuno, artefak arkeologi, hingga catatan asing, yang semuanya menggambarkan kehebatan peradaban Hindu-Buddha ini.
Prasasti: Jejak Tertulis dari Masa Lalu
Prasasti merupakan salah satu sumber utama yang memberikan informasi langsung tentang Kerajaan Majapahit. Tulisan-tulisan pada batu atau logam ini sering memuat data penting tentang pemerintahan, hukum, kegiatan keagamaan, dan hubungan politik.
Salah satu prasasti terkenal adalah Prasasti Kudadu, yang diterbitkan pada tahun 1294 M. Prasasti ini menceritakan perjuangan Raden Wijaya, pendiri Majapahit, saat melarikan diri dari ancaman Jayakatwang, yang telah menggulingkan Kerajaan Singasari.
Prasasti ini juga menyebutkan penetapan daerah Kudadu sebagai wilayah istimewa karena peran pentingnya dalam melindungi Raden Wijaya.
Prasasti lain yang tak kalah penting adalah Prasasti Waringin Pitu, yang mengungkap pembagian wilayah kerajaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Prasasti-prasasti ini menjadi bukti konkret tentang struktur pemerintahan dan wilayah kekuasaan Majapahit yang luas, mulai dari Jawa hingga wilayah-wilayah di Nusantara lainnya.
Kitab Kuno: Catatan Sastra yang Penuh Makna
Kitab-kitab kuno menjadi sumber sejarah yang kaya akan informasi tentang kehidupan politik, budaya, dan sosial di Kerajaan Majapahit. Salah satu yang paling terkenal adalah Kitab Negarakertagama, karya Mpu Prapanca, yang ditulis pada tahun 1365.
Kitab ini menggambarkan perjalanan Raja Hayam Wuruk di Jawa Timur, wilayah kekuasaan Majapahit, serta bangunan-bangunan penting di ibu kota Trowulan.
Kitab ini juga memuat frasa Bhinneka Tunggal Ika, yang kini menjadi semboyan negara Indonesia, mencerminkan semangat toleransi di masa itu.
Kitab Pararaton, yang ditulis pada abad ke-16, juga menjadi sumber penting. Kitab ini menceritakan silsilah raja-raja Singasari dan Majapahit, termasuk kisah perjuangan Raden Wijaya dalam mendirikan kerajaan.
Selain itu, Kidung Harsawijaya dan Panji Wijayakrama mengisahkan perjuangan awal Raden Wijaya melawan musuh dari Kediri serta perkembangan awal Majapahit.
Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular juga tak boleh dilupakan, karena memuat nilai-nilai keagamaan dan filosofi yang menjadi ciri khas budaya Majapahit.
Peninggalan Arkeologi: Saksi Bisu Kejayaan Majapahit
Selain sumber tertulis, peninggalan arkeologi seperti candi dan artefak memberikan gambaran nyata tentang kehidupan masyarakat Majapahit. Trowulan, yang diyakini sebagai ibu kota kerajaan, menjadi pusat penemuan arkeologi penting.
Candi Brahu, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, dan Candi Penataran adalah beberapa contoh peninggalan yang masih berdiri hingga kini.
Candi Tikus, misalnya, diperkirakan digunakan sebagai tempat mandi raja dan upacara keagamaan, menunjukkan kecanggihan sistem irigasi dan arsitektur Majapahit.
Artefak seperti keramik, patung, dan senjata juga mengungkap teknologi dan seni yang berkembang pada masa itu.
Jaringan kanal kuno di Trowulan, yang ditemukan melalui kajian foto udara pada tahun 1983, menunjukkan betapa majunya infrastruktur irigasi dan tata kota Majapahit.
Penemuan-penemuan ini membuktikan bahwa Trowulan bukan hanya pusat pemerintahan, tetapi juga pusat perdagangan dan kebudayaan.
Catatan Asing: Perspektif dari Luar
Catatan dari pedagang dan penjelajah asing memberikan sudut pandang unik tentang Kerajaan Majapahit. Berita Tiongkok dari Dinasti Ming, misalnya, mencatat hubungan diplomatik antara Majapahit dan kekaisaran Tiongkok.
Catatan ini menyebutkan kunjungan utusan Majapahit ke Tiongkok pada abad ke-14, yang menunjukkan pengaruh kerajaan ini di panggung internasional.
Selain itu, catatan dari Ma Huan, seorang penjelajah Tiongkok, memberikan gambaran tentang kehidupan sosial dan ekonomi di Majapahit, termasuk aktivitas perdagangan di pelabuhan-pelabuhan utara Jawa.
Mengapa Sumber-Sumber Ini Penting?
Sumber sejarah Kerajaan Majapahit, baik primer maupun sekunder, membantu kita memahami bagaimana kerajaan ini menjadi salah satu kekuatan terbesar di Nusantara. Dari prasasti, kita mengetahui struktur pemerintahan dan wilayah kekuasaan.
Kitab kuno memberikan wawasan tentang budaya dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Peninggalan arkeologi menunjukkan kemajuan teknologi dan seni, sementara catatan asing menggambarkan hubungan internasional yang kuat.
Bagi kamu yang ingin menyelami sejarah Indonesia, mempelajari sumber-sumber ini adalah langkah awal untuk mengenal kejayaan Majapahit.
Warisan kerajaan ini tidak hanya terlihat dari peninggalan fisik, tetapi juga dari nilai-nilai seperti toleransi dan persatuan, yang masih relevan hingga kini.
Dengan memahami sumber sejarah ini, kita bisa menghargai betapa besar pengaruh Majapahit dalam membentuk identitas budaya Nusantara.