Diksia.com - Dalam lanskap bisnis modern yang semakin kompetitif, mencapai target penjualan tidak lagi bisa dilakukan oleh tim Sales atau Marketing sendirian. Kesenjangan komunikasi antara kedua tim ini sering menjadi hambatan utama. Namun, kini hadir sebuah strategi terpadu yang terbukti efektif mengatasi masalah tersebut yaitu Smarketing.
Laporan terkini menunjukkan bahwa perusahaan yang berhasil mengimplementasikan Smarketing berpotensi melihat kenaikan pendapatan tahunan hingga 20%. Angka ini jelas membuktikan bahwa Smarketing bukan sekadar tren, melainkan fondasi penting bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Apa Itu Smarketing?
Smarketing adalah singkatan dari Sales dan Marketing, sebuah pendekatan strategis yang menyelaraskan tujuan, proses, dan sistem antara tim Sales (Penjualan) dan tim Marketing (Pemasaran).
Pada intinya, Smarketing menekankan bahwa kedua tim harus bekerja secara beriringan, berkomunikasi intens, dan memiliki satu tujuan utama yang sama: meningkatkan pendapatan perusahaan.
Strategi ini menuntut transparansi dan akuntabilitas, sehingga setiap anggota tim, baik dari Marketing maupun Sales, memahami peran masing-masing dan bagaimana pekerjaan mereka saling mendukung.
Di banyak organisasi, tim Marketing berfokus menghasilkan prospek atau leads, sementara tim Sales berjuang menutup transaksi. Dengan Smarketing, kita menciptakan ekosistem di mana kedua tim ini berbagi wawasan data, informasi pelanggan, dan alat yang digunakan untuk meminimalkan friksi dan memaksimalkan konversi.
Manfaat Vital Smarketing untuk Bisnis Kamu
Menerapkan Smarketing memberikan dampak signifikan yang melampaui sekadar peningkatan angka penjualan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang bisa kita rasakan:
1. Tingkat Konversi Prospek yang Lebih Tinggi
Dengan adanya keselarasan, tim Marketing dapat memahami jenis prospek seperti apa yang paling efektif diubah menjadi pelanggan oleh tim Sales. Sebaliknya, tim Sales bisa memberikan umpan balik tentang kualitas prospek yang mereka terima.
Hasilnya? Marketing menghasilkan leads yang lebih berkualitas, dan Sales berfokus pada prospek yang paling potensial, sehingga tingkat konversi dari Marketing Qualified Lead (MQL) ke Sales Qualified Lead (SQL) meningkat drastis.
2. Siklus Penjualan yang Lebih Singkat
Ketika Sales dan Marketing memiliki pemahaman bersama tentang perjalanan pelanggan, proses transisi prospek menjadi lebih mulus. Tidak ada lagi waktu terbuang karena kesalahpahaman atau data yang hilang.
Koordinasi yang baik memungkinkan pelanggan potensial menerima pesan yang konsisten dan relevan di setiap tahap, mempercepat proses pengambilan keputusan mereka.
3. Penguatan Kerja Sama dan Moral Tim
Smarketing memecah silo atau sekat antar departemen. Dengan tujuan yang sama, tim Sales dan Marketing didorong untuk bekerja sama dan saling bertanggung jawab.
Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif, meningkatkan moral, dan mendorong semua pihak untuk bergotong royong mengatasi tantangan.
4. Peningkatan Retensi dan Kepuasan Pelanggan
Integrasi data dan komunikasi yang terbuka memastikan pengalaman pelanggan menjadi lebih mulus dan personal. Pelanggan merasa brand kamu terkoordinasi dan profesional, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan dan loyalitas mereka dalam jangka panjang.
Tiga Langkah Jitu Menerapkan Smarketing
Untuk memulai perjalanan Smarketing, kamu bisa mengikuti langkah-langkah praktis dan terstruktur ini:
1. Sepakati Definisi Prospek Berkualitas (MQL dan SQL)
Fondasi Smarketing adalah kesepakatan. Tim Marketing dan Sales harus duduk bersama untuk mendefinisikan secara jelas apa yang dimaksud dengan MQL (prospek yang dianggap berkualitas oleh tim Marketing dan siap diteruskan ke tim Sales) dan SQL (prospek yang sudah ditindaklanjuti dan dianggap siap untuk ditutup oleh tim Sales).
Definisi yang jelas ini menghindari konflik dan memastikan setiap tim berinvestasi pada peluang yang benar-benar berharga.
2. Bangun Saluran Komunikasi Terbuka dan Berbagi Data
Transparansi adalah kunci. Gunakan platform atau sistem CRM (Customer Relationship Management) yang terintegrasi, sehingga kedua tim dapat mengakses dan melihat aktivitas prospek secara real-time.
Tim Sales perlu tahu konten apa yang sudah dikonsumsi oleh calon pelanggan (informasi dari Marketing), dan tim Marketing perlu melihat alasan mengapa prospek gagal ditutup (umpan balik dari Sales). Tetapkan jadwal pertemuan rutin, minimal bulanan, untuk meninjau data bersama dan menyelaraskan strategi.
3. Tetapkan Metrik Bersama (Service Level Agreement) dan Lakukan Analisis Rutin
Buatlah Service Level Agreement (SLA) atau perjanjian tingkat layanan yang mengikat kedua tim. SLA ini akan menentukan target yang harus dicapai oleh Marketing (misalnya, jumlah MQL yang harus dihasilkan per bulan) dan janji yang harus dipenuhi oleh Sales (misalnya, waktu maksimal menindaklanjuti MQL).
Setelah SLA disepakati, kita perlu secara rutin mengukur dan menganalisis metrik bersama, seperti rasio konversi MQL ke SQL, laju penutupan penjualan, hingga Return on Investment (ROI) dari kampanye pemasaran. Analisis ini akan membantu kita mengidentifikasi celah dan terus meningkatkan strategi Smarketing dari waktu ke waktu.
Dengan menerapkan Smarketing, perusahaan kamu tidak hanya akan meningkatkan angka penjualan, tetapi juga membangun budaya kerja kolaboratif yang kuat. Ini adalah strategi cerdas dan modern untuk memastikan tim Sales dan Marketing bukan lagi dua kubu yang terpisah, melainkan motor tunggal yang siap membawa bisnis kita melesat jauh ke depan.