Peradaban Lembah Sungai Indus: Sejarah, Kebudayaan, dan Keruntuhan

RediksiaMinggu, 7 Januari 2024 | 14:43 WIB
Peradaban Lembah Sungai Indus: Sejarah, Kebudayaan, dan Keruntuhan
Peradaban Lembah Sungai Indus: Sejarah, Kebudayaan, dan Keruntuhan

Tulisan yang digunakan oleh peradaban lembah sungai Indus juga masih menjadi misteri, karena belum ada kunci yang dapat membuka maknanya. Tulisan ini terdiri dari sekitar 400 simbol yang berupa gambar-gambar sederhana, seperti binatang, benda, manusia, atau bentuk geometris. Tulisan ini ditemukan pada segel-segel tanah liat, tembikar, perhiasan, batu, tembaga, dan kayu. Tulisan ini biasanya ditulis dari kanan ke kiri, tetapi kadang-kadang juga dari kiri ke kanan, atau dari atas ke bawah. Tulisan ini diduga merupakan tulisan logo-silabis, yang berarti setiap simbol mewakili suatu kata atau suku kata.

Agama dan Kepercayaan

Agama dan kepercayaan yang dianut oleh peradaban lembah sungai Indus juga masih sulit untuk dipastikan, karena tidak ada bukti yang jelas tentang adanya tempat ibadah, imam, ritual, atau doktrin. Namun, berdasarkan dari artefak-artefak yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa masyarakat ini memiliki kepercayaan terhadap adanya kekuatan-kekuatan alam, seperti sungai, hewan, tumbuhan, dan bintang. Masyarakat ini juga memiliki kepercayaan terhadap adanya dewa-dewi, yang mungkin merupakan personifikasi dari kekuatan-kekuatan alam tersebut. Beberapa dewa-dewi yang diduga disembah oleh masyarakat ini adalah:

  • Dewa pria bertanduk, yang digambarkan sebagai sosok yang duduk bersila di atas singa, dengan tanduk sapi, dan dikelilingi oleh binatang-binatang lain, seperti gajah, harimau, kerbau, dan rusa. Dewa ini diduga merupakan dewa kesuburan, penciptaan, atau alam.
  • Dewi wanita bertanduk, yang digambarkan sebagai sosok yang berdiri di atas gajah, dengan tanduk kerbau, dan memegang bunga teratai. Dewi ini diduga merupakan dewi kesuburan, tanah, atau air.
  • Dewa api, yang digambarkan sebagai sosok yang berdiri di atas banteng, dengan api di atas kepalanya, dan memegang kapak. Dewa ini diduga merupakan dewa perang, kehancuran, atau perubahan.
  • Dewi pohon, yang digambarkan sebagai sosok yang berdiri di bawah pohon peepal yang terkenal di India dikenal dengan nama Pohon Bodhi dengan tanduk kerbau, dan memegang bunga teratai. Dewi ini diduga merupakan dewi kesuburan, tanah, atau air.
  • Dewa api, yang digambarkan sebagai sosok yang berdiri di atas banteng, dengan api di atas kepalanya, dan memegang kapak. Dewa ini diduga merupakan dewa perang, kehancuran, atau perubahan.
  • Dewi pohon, yang digambarkan sebagai sosok yang berdiri di bawah pohon pipal, dengan burung-burung di sekitarnya. Dewi ini diduga merupakan dewi kehidupan, alam, atau kebijaksanaan.

Selain itu, masyarakat ini juga mungkin mempercayai adanya roh-roh leluhur, hantu, atau makhluk-makhluk gaib lainnya, yang dapat memberi berkah atau kutukan kepada manusia. Masyarakat ini juga mungkin melakukan praktik-praktik seperti pengorbanan, penyembuhan, ramalan, atau sihir, untuk berkomunikasi atau mempengaruhi kekuatan-kekuatan tersebut.

Seni dan Teknologi

Peradaban lembah sungai Indus memiliki seni dan teknologi yang berkembang dan bervariasi, yang menunjukkan kreativitas dan keahlian masyarakatnya. Seni dan teknologi ini meliputi bidang-bidang seperti arsitektur, tembikar, perhiasan, patung, ukiran, tekstil, dan tulisan.

Arsitektur

Arsitektur peradaban lembah sungai Indus mencerminkan kemampuan masyarakatnya dalam merencanakan, membangun, dan mengelola kota-kota yang besar dan kompleks. Arsitektur ini memiliki ciri-ciri seperti:

  • Penggunaan batu bata yang berukuran sama dan dibakar, yang membuat bangunan-bangunan lebih kuat dan tahan lama. Batu bata ini juga disusun dengan pola yang berbeda, seperti bergaris, berseling, atau berlapis, untuk menciptakan efek visual yang menarik.
  • Penggunaan sistem kota yang teratur, dengan jalan-jalan yang lurus dan saling berpotongan, yang membagi kota menjadi blok-blok persegi. Blok-blok ini memiliki fungsi yang berbeda, seperti tempat tinggal, perdagangan, industri, atau administrasi.
  • Penggunaan sistem saluran air yang canggih, yang menghubungkan rumah-rumah, sumur-sumur, dan kolam-kolam. Sistem ini menyediakan air bersih untuk minum, mandi, dan keperluan lainnya, serta mengeluarkan air kotor dan limbah. Sistem ini juga memiliki saluran udara, ventilasi, dan penutup, yang menjaga kebersihan dan kesehatan kota.
  • Penggunaan bangunan-bangunan publik, seperti gudang-gudang, pemandian umum, dan benteng-benteng. Gudang-gudang digunakan untuk menyimpan hasil pertanian, barang-barang perdagangan, atau bahan-bahan industri. Pemandian umum digunakan untuk kegiatan sosial, kebersihan, atau ritual. Benteng-benteng digunakan untuk melindungi kota dari serangan musuh atau bencana alam.

Tembikar

Tembikar peradaban lembah sungai Indus mencerminkan keterampilan masyarakatnya dalam membuat dan menghias wadah-wadah dari tanah liat. Tembikar ini memiliki ciri-ciri seperti:

  • Penggunaan teknik roda tembikar, yang membuat wadah-wadah lebih halus dan simetris. Teknik ini juga memungkinkan pembuatan wadah-wadah dengan bentuk dan ukuran yang beragam, seperti mangkuk, cangkir, guci, botol, atau bejana.
  • Penggunaan teknik glasir, yang membuat wadah-wadah lebih berkilau dan tahan air. Teknik ini juga memungkinkan pembuatan wadah-wadah dengan warna yang beragam, seperti merah, hitam, coklat, atau putih.
  • Penggunaan teknik ukir, yang membuat wadah-wadah lebih bermotif dan berornamen. Teknik ini juga memungkinkan pembuatan wadah-wadah dengan motif yang beragam, seperti geometris, bunga, daun, binatang, atau manusia.

Perhiasan

Perhiasan peradaban lembah sungai Indus mencerminkan kemewahan dan keindahan masyarakatnya dalam menghias diri. Perhiasan ini memiliki ciri-ciri seperti:

  • Penggunaan bahan-bahan yang berharga, seperti emas, perak, tembaga, mutiara, gading, batu permata, atau kerang. Bahan-bahan ini dipilih karena kecantikan, kekuatan, atau makna simbolisnya.
  • Penggunaan teknik-teknik yang halus, seperti tempa, cetak, ukir, atau rajut. Teknik-teknik ini digunakan untuk membuat perhiasan dengan bentuk dan desain yang rumit, seperti cincin, gelang, kalung, anting-anting, atau jepit rambut.
  • Penggunaan gaya-gaya yang beragam, seperti geometris, bunga, daun, binatang, atau manusia. Gaya-gaya ini digunakan untuk mengekspresikan kepribadian, status, atau kepercayaan pemakainya.

Patung

Patung peradaban lembah sungai Indus mencerminkan kreativitas dan kehidupan masyarakatnya dalam menggambarkan diri atau makhluk lain. Patung ini memiliki ciri-ciri seperti:

  • Penggunaan bahan-bahan yang berbeda, seperti tanah liat, batu, tembaga, kayu, atau gading. Bahan-bahan ini dipilih karena ketersediaan, kemudahan, atau kecocokannya dengan objek yang digambarkan.
  • Penggunaan ukuran-ukuran yang bervariasi, dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Ukuran-ukuran ini dipilih karena tujuan, tempat, atau pengaruhnya terhadap penonton.
  • Penggunaan gaya-gaya yang realistis atau stilistis, tergantung pada objek yang digambarkan. Gaya-gaya ini digunakan untuk menunjukkan detail, ekspresi, atau makna dari objek tersebut.

Ukiran

Ukiran peradaban lembah sungai Indus mencerminkan keahlian dan kesenian masyarakatnya dalam menghiasi permukaan benda-benda. Ukiran ini memiliki ciri-ciri seperti:

  • Penggunaan benda-benda yang beraneka ragam, seperti batu, tembikar, perhiasan, segel, atau tulisan. Benda-benda ini dipilih karena fungsi, nilai, atau pesannya bagi pemilik atau pengguna.
  • Penggunaan alat-alat yang sederhana, seperti pisau, pahat, atau alat cetak. Alat-alat ini digunakan untuk membuat ukiran dengan kedalaman dan ketajaman yang berbeda, tergantung pada bahan dan efek yang diinginkan.
  • Penggunaan motif-motif yang beraneka ragam, seperti geometris, bunga, daun, binatang, atau manusia. Motif-motif ini digunakan untuk menambah keindahan, makna, atau pesan dari benda-benda tersebut.

Tekstil

Tekstil peradaban lembah sungai Indus mencerminkan kecanggihan dan keberagaman masyarakatnya dalam membuat dan mengenakan pakaian. Tekstil ini memiliki ciri-ciri seperti:

  • Penggunaan bahan-bahan yang alami, seperti kapas, wol, sutra, atau kulit. Bahan-bahan ini dipilih karena kualitas, kenyamanan, atau kecocokannya dengan iklim dan lingkungan.
  • Penggunaan teknik-teknik yang maju, seperti menenun, menjahit, atau mencelup. Teknik-teknik ini digunakan untuk membuat pakaian dengan tekstur, warna, atau pola yang berbeda, seperti kain halus, kain kasar, kain berwarna, atau kain bermotif.
  • Penggunaan gaya-gaya yang sederhana atau mewah, tergantung pada status, fungsi, atau selera pemakainya. Gaya-gaya ini digunakan untuk menunjukkan identitas, peran, atau kebudayaan pemakainya.

Tulisan

Tulisan peradaban lembah sungai Indus mencerminkan kecerdasan dan kebudayaan masyarakatnya dalam menyampaikan informasi atau pesan. Tulisan ini memiliki ciri-ciri seperti:

  • Penggunaan simbol-simbol yang berupa gambar-gambar sederhana, seperti binatang, benda, manusia, atau bentuk geometris. Simbol-simbol ini dipilih karena kemudahan, kejelasan, atau keunikan maknanya.
  • Penggunaan media-media yang beragam, seperti tanah liat, batu, tembikar, perhiasan, segel, atau kayu. Media-media ini dipilih karena ketersediaan, ketahanan, atau kepentingannya bagi pemilik atau penerima.
  • Penggunaan tujuan-tujuan yang bermacam-macam, seperti perdagangan, administrasi, agama, atau seni. Tujuan-tujuan ini dipilih karena kebutuhan, kepentingan, atau keinginan masyarakatnya.

Keruntuhan Peradaban Lembah Sungai Indus

Peradaban lembah sungai Indus mengalami keruntuhan yang dramatis dan misterius, yang menyebabkan hilangnya kejayaan dan kebudayaannya. Keruntuhan ini terjadi antara 1900-1500 SM, yang disebut sebagai periode pasca-perkotaan atau periode Harappa akhir. Keruntuhan ini ditandai oleh:

  • Penyusutan dan pengosongan kota-kota besar, yang menyebabkan berkurangnya populasi, aktivitas, dan fasilitas kota. Kota-kota ini menjadi kumuh, kotor, dan tidak terawat.
  • Penurunan dan pemutusan hubungan perdagangan, yang menyebabkan berkurangnya sumber daya, barang, dan uang. Perdagangan ini menjadi terbatas, tidak teratur, dan tidak aman.
  • Perubahan dan kehilangan kebudayaan, yang menyebabkan berkurangnya kreativitas, kesenian, dan pengetahuan. Kebudayaan ini menjadi tercampur, terdegradasi, dan terlupakan. Penyebab keruntuhan peradaban lembah sungai Indus masih menjadi perdebatan dan spekulasi, karena tidak ada bukti yang pasti yang dapat menjelaskannya. Namun, beberapa faktor yang diduga berpengaruh adalah:
  • Perubahan iklim, yang menyebabkan pergeseran pola musim, curah hujan, dan banjir. Perubahan ini mengganggu pertanian, ekosistem, dan kesehatan masyarakat.
  • Gempa bumi, yang menyebabkan kerusakan fisik, geologis, dan hidrologis. Gempa ini meruntuhkan bangunan, mengubah aliran sungai, dan menghancurkan saluran air.
  • Penurunan kesuburan tanah, yang menyebabkan penurunan hasil panen, kelaparan, dan kemiskinan. Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan lahan yang berlebihan, erosi, atau salinisasi.
  • Penyebaran penyakit, yang menyebabkan penurunan kesehatan, kematian, dan ketakutan. Penyakit ini disebabkan oleh polusi, kepadatan, atau kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi.
  • Invasi dari bangsa-bangsa lain, yang menyebabkan perang, kekerasan, dan penindasan. Invasi ini dilakukan oleh bangsa-bangsa yang memiliki kekuatan militer, politik, atau budaya yang lebih besar, seperti bangsa Indo-Arya, bangsa Elam, atau bangsa Mesopotamia.

Peradaban lembah sungai Indus adalah salah satu peradaban tertua di dunia yang memiliki banyak prestasi dan misteri. Peradaban ini menunjukkan kemampuan manusia dalam membangun, mengelola, dan menghiasi kota-kota yang besar dan kompleks. Peradaban ini juga menunjukkan kekayaan manusia dalam menghasilkan dan menghargai seni, teknologi, dan kebudayaan yang beragam. Peradaban ini juga menunjukkan ketahanan manusia dalam menghadapi dan mengatasi tantangan dan bencana yang mengancam. Peradaban ini layak untuk dipelajari, dihormati, dan diingat sebagai bagian dari warisan dunia.

Sumber

  • https://www.gurugeografi.id/2020/01/sejarah-dan-lokasi-peradaban-lembah-sungai-indus.html
  • https://www.kompasiana.com/andriyanto/5c2f7b0dab12ae6f1a6c0f0f/foto-peradaban-lembah-sungai-indus
  • https://www.idntimes.com/science/discovery/andriyanto/menyingkap-peradaban-lembah-sungai-sindhu-paling-kuno-di-bumi-c1c2
  • https://www.liputan6.com/global/read/4144530/peradaban-lembah-sungai-indus-di-himalaya-runtuh-ini-penyebabnya
  • https://www.quora.com/Apa-yang-anda-ketahui-tentang-kota-kuno-Harappa-di-Lembah-Sungai-Indus
  • https://www.britannica.com/topic/Indus-civilization
  • https://www.ancient.eu/Indus_Valley_Civilization/
  • https://www.nationalgeographic.com/history/magazine/2016/01-02/indus-civilization-collapse/
  • https://www.unesco.org/new/en/social-and-human-sciences/themes/general-and-regional-histories/general-history-of-asia/indus-valley-civilization/