Menurut Muhammad Hatta Politik Negara Mendapat Dasar Moral yang Kuat Ketika Prinsip Ketuhanan Menjadi Sila Pertama

RediksiaSabtu, 6 September 2025 | 09:37 WIB
Menurut Muhammad Hatta Politik Negara Mendapat Dasar Moral yang Kuat Ketika Prinsip Ketuhanan Menjadi Sila Pertama
Menurut Muhammad Hatta Politik Negara Mendapat Dasar Moral yang Kuat Ketika Prinsip Ketuhanan Menjadi Sila Pertama

Diksia.com - Muhammad Hatta, sebagai salah satu founding father Indonesia, memiliki pandangan mendalam tentang fondasi moral dalam politik negara. Beliau menekankan bahwa politik negara mendapat dasar moral yang kuat ketika prinsip ketuhanan menjadi sila pertama dalam Pancasila. Pemikiran ini lahir dari perjuangan kemerdekaan, di mana Hatta melihat pentingnya nilai spiritual sebagai pondasi utama untuk menjaga integritas bangsa.

Dalam konteks sejarah, Hatta berperan besar dalam penyusunan Pancasila. Beliau meyakini bahwa dengan menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama, negara tidak hanya memiliki dasar hukum, tetapi juga etika yang kokoh. Hal ini mencegah politik dari penyalahgunaan kekuasaan dan memastikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Pemikiran Hatta ini tercermin dalam Piagam Jakarta, di mana prinsip ketuhanan direvisi untuk mencakup toleransi antaragama, menghindari konflik sektarian yang bisa melemahkan persatuan.

Hingga kini, pada 2025, pemikiran Hatta tetap relevan di tengah dinamika politik Indonesia. Setelah pemilu 2024 yang menempatkan Prabowo Subianto sebagai presiden, isu integritas pemimpin semakin menjadi sorotan. Kasus korupsi yang masih marak, seperti yang melibatkan pejabat tinggi, mengingatkan kita pada teladan Hatta yang menolak penggunaan dana negara untuk kepentingan pribadi. Beliau pernah mencontohkan dengan hidup sederhana, bahkan saat menjabat wakil presiden, untuk membangun budaya anti-korupsi.

Selain itu, Hatta mendorong demokrasi khas Indonesia yang berbasis kolektif, bukan individualis seperti di Barat. Dalam pandangannya, pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab dan toleransi, sehingga politik tidak hanya soal kekuasaan, tetapi juga moralitas. Di era digital saat ini, di mana informasi palsu dan polarisasi sosial semakin mudah menyebar melalui media sosial, prinsip ini menjadi pegangan untuk membangun diskusi politik yang sehat.

Refleksi atas pemikiran Hatta juga terlihat dalam gerakan pendidikan politik. Beberapa organisasi masyarakat sipil pada 2025 aktif mengkampanyekan nilai-nilai Hatta, seperti kejujuran dan keadilan, untuk mendidik generasi muda. Ini bertujuan agar politik negara tetap berlandaskan moral, mencegah degradasi etika yang bisa merusak fondasi bangsa.

Akhirnya, menerapkan prinsip Hatta berarti kita semua berperan dalam menjaga dasar moral politik. Dengan begitu, Indonesia bisa maju sebagai negara yang adil dan berintegritas, sesuai visi para pendiri bangsa.