Mengenal Raden Mas Ontowiryo, Jejak Hidup Pangeran Diponegoro Sang Pejuang Jawa

RediksiaSabtu, 11 Oktober 2025 | 12:01 WIB
Mengenal Raden Mas Ontowiryo, Jejak Hidup Pangeran Diponegoro Sang Pejuang Jawa
Mengenal Raden Mas Ontowiryo, Jejak Hidup Pangeran Diponegoro Sang Pejuang Jawa

Diksia.com - Nama Raden Mas Ontowiryo mungkin terasa asing di telinga kamu, tetapi nama ini menyimpan kisah awal mula salah satu figur paling berpengaruh dalam sejarah bangsa kita. Ya, Raden Mas Ontowiryo adalah nama kecil dari Bendara Pangeran Harya Diponegoro, sang pemimpin Perang Jawa legendaris.

Lebih dari sekadar gelar, nama ini merekam babak penting kehidupan sang pangeran sebelum ia mengukir namanya sebagai penentang kolonialisme Belanda.

Mengenal Nama Lahir Sang Pemberani

Raden Mas Ontowiryo lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785. Ia merupakan putra sulung dari Raden Mas Surojo, yang kelak naik takhta menjadi Sultan Hamengkubuwono III. Ibunya adalah seorang selir bernama Raden Ayu Mangkarawati.

Namun, alih-alih menikmati gemerlap kehidupan keraton sebagai putra mahkota, Ontowiryo justru memilih jalan kesederhanaan. Ia lebih tertarik untuk tinggal bersama nenek buyutnya, Gusti Kanjeng Ratu Tegalrejo, di daerah Tegalrejo.

Keputusan ini menunjukkan karakternya yang teguh dan menolak gaya hidup yang penuh kemewahan, sebuah sikap yang kelak kita lihat menjadi landasan kuatnya dalam memimpin perlawanan.

Menolak Takhta dan Memilih Jalur Spiritual

Fakta menarik yang mungkin belum kamu ketahui adalah Raden Mas Ontowiryo pernah menolak kesempatan untuk menjadi raja atau sultan. Penolakan ini bukan tanpa alasan. Ia merasa tidak pantas menduduki takhta karena status ibunya yang hanya seorang selir.

Lebih dari itu, ia melihat bagaimana ayahnya, Sultan Hamengkubuwono III, harus menghadapi tekanan dan campur tangan yang begitu kuat dari pihak Inggris dan Belanda dalam urusan keraton.

Sikap menolak kemewahan dan intervensi asing inilah yang membentuk Raden Mas Ontowiryo menjadi sosok yang alim, cerdas dalam hukum Islam-Jawa, serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap penderitaan rakyat.

Ia tumbuh menjadi seorang ksatria piningit, atau ksatria tersembunyi, yang justru mengasah kemampuan spiritual dan kepemimpinan di luar tembok keraton.

Transformasi Gelar: Dari Ontowiryo Menjadi Diponegoro

Nama Raden Mas Ontowiryo kemudian bertransformasi seiring dengan perjalanan hidupnya. Ketika ayahnya naik takhta, ia dianugerahi gelar pangeran dengan nama Diponegoro.

Gelar ini secara resmi adalah Bendara Pangeran Harya Dipanegara. Nama ini melekat padanya dan semakin dikenal luas ketika ia memimpin Perang Jawa (1825–1830), pertempuran besar yang paling menguras harta dan tenaga kolonial Belanda.

Perang ini berawal dari puncaknya ketidakpuasan Pangeran Diponegoro terhadap campur tangan Belanda dalam urusan internal keraton dan penderitaan rakyat akibat kebijakan-kebijakan sewenang-wenang.

Pemasangan patok-patok untuk pembangunan jalan di tanah miliknya di Tegalrejo menjadi pemantik kobaran api perlawanan yang melibatkan ribuan rakyat dan kaum priyayi.

Warisan Kekuatan Nama Raden Mas Ontowiryo

Meskipun lebih dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro, kisah Raden Mas Ontowiryo tetap penting bagi kita. Nama kecil ini adalah pengingat bahwa kepahlawanan tidak selalu bermula dari mahkota dan kemewahan, tetapi sering kali dari kesederhanaan, ketegasan sikap, dan keberpihakan pada keadilan.

Perjuangan Pangeran Diponegoro—yang bernama lahir Raden Mas Ontowiryo—terus dikenang. Selain diakui sebagai Pahlawan Nasional, karya otobiografinya, Babad Diponegoro, telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Memori Dunia (Memory of the World).

Warisan ini memastikan bahwa semangat keberanian dan keteguhan hati sang ksatria Jawa akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi kita untuk mempertahankan martabat dan kedaulatan bangsa.