Berikut adalah beberapa contoh penerapan makroekonomi di Indonesia:
Kebijakan fiskal
Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan fiskal yang berorientasi pada pembangunan dan pemulihan ekonomi. Pemerintah meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk mendanai berbagai program prioritas, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan penanganan pandemi Covid-19. Pemerintah juga menurunkan penerimaan pemerintah dengan memberikan insentif pajak dan stimulus fiskal kepada sektor-sektor yang terdampak oleh krisis ekonomi. Pemerintah menutup defisit anggaran dengan mengeluarkan surat utang negara dan memanfaatkan pinjaman dari lembaga keuangan internasional.
Kebijakan moneter
Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter yang berorientasi pada stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI 7-day reverse repo rate) dari 6 persen pada akhir 2019 menjadi 3,5 persen pada awal 2021. Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga deposito dan kredit, serta memberikan relaksasi likuiditas dan permodalan kepada bank-bank. Bank Indonesia juga melakukan intervensi di pasar uang dan valas, serta melakukan pembelian surat utang negara di pasar primer dan sekunder.
Kebijakan segi penawaran
Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan segi penawaran yang berorientasi pada peningkatan produktivitas dan daya saing. Pemerintah melakukan reformasi struktural, seperti deregulasi, debirokratisasi, dan desentralisasi. Pemerintah juga meningkatkan investasi di bidang penelitian dan pengembangan, inovasi, dan teknologi. Pemerintah juga memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah, serta sektor-sektor unggulan, seperti pertanian, industri, dan pariwisata.
Kebijakan perdagangan internasional
Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan perdagangan internasional yang berorientasi pada keterbukaan dan kerjasama. Pemerintah menghapus atau mengurangi tarif dan hambatan non-tarif terhadap barang dan jasa asing. Pemerintah juga menandatangani atau mengimplementasikan berbagai perjanjian perdagangan bebas, baik bilateral, regional, maupun multilateral. Pemerintah juga meningkatkan ekspor dan diversifikasi pasar tujuan, serta mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Kebijakan stabilisasi
Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan stabilisasi yang berorientasi pada pemulihan dan pencegahan krisis ekonomi. Pemerintah mengambil langkah-langkah cepat dan tegas untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19, seperti memberikan bantuan sosial, subsidi, dan stimulus kepada masyarakat dan sektor-sektor terdampak. Pemerintah juga melakukan reformasi kelembagaan, seperti membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pemerintah juga meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kesimpulan
Makro Ekonomi adalah ilmu yang sangat penting dan menarik untuk dipelajari, karena ilmu ini mempelajari perekonomian secara besar atau luas. Makro Ekonomi memiliki berbagai tujuan, ruang lingkup, kebijakan, dan penerapan yang berkaitan dengan fenomena dan masalah ekonomi yang terjadi di dunia. Makro Ekonomi juga sangat relevan dan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, terutama di Indonesia yang memiliki perekonomian yang besar, kompleks, dan dinamis.