Evergrande Group Diperintahkan Likuidasi Aset Senilai Rp 4.740 Triliun!

RediksiaSenin, 29 Januari 2024 | 12:16 WIB
Evergrande Group Diperintahkan Likuidasi Aset Senilai Rp 4.740 Triliun!

Diksia.com - Pada hari ini, Pengadilan Hong Kong memberikan perintah tegas kepada raksasa properti China, Evergrande Group, untuk melakukan likuidasi atas asetnya. Linda Chan, Hakim Hong Kong yang tegas, mencatat bahwa Evergrande gagal menyajikan rencana restrukturisasi yang konkret terkait utangnya yang mencapai US$ 300 miliar atau setara Rp 4.740 triliun (dengan kurs Rp 15.800).

“Ini saatnya bagi pengadilan untuk mengakhiri pemberian kesempatan kepada Evergrande,” tegas Linda Chan seperti yang dilansir oleh Reuters pada Senin (29/1/2024).

Keputusan untuk mengabulkan likuidasi ini akan diumumkan pada pukul 14.30 waktu setempat oleh Linda Chan. Diperkirakan bahwa pihak yang ditunjuk untuk mengawasi proses likuidasi Evergrande akan segera diumumkan.

Proses likuidasi ini diprediksi tidak akan mudah, dengan potensi pertimbangan politik yang kuat, mengingat banyaknya pihak berwenang yang terlibat dalam kasus Evergrande. Gagal membayar utang pada tahun 2021, Evergrande, dengan aset mencapai US$ 240 miliar, telah membuat sektor properti terjerembab.

Meskipun Evergrande telah mengajukan penundaan pembayaran utang lagi pada Senin, pengacara perusahaan menyatakan bahwa ada beberapa kemajuan dalam proposal restrukturisasi yang mereka usulkan.

Dalam tawaran terbarunya, pengembang ini mengusulkan agar kreditur menukar utang mereka dengan saham di dua unit perusahaan yang terdaftar di Hong Kong. Evergrande sebelumnya telah mencoba merombak utang senilai US$ 23 miliar bersama kelompok kreditur yang dikenal sebagai kelompok pemegang obligasi ad hoc selama hampir dua tahun. Rencana awal ini dihentikan pada akhir September ketika Evergrande mengumumkan bahwa pendirinya, Hui Ka Yan, sedang diselidiki atas dugaan kejahatan.

Terpisah dari proses restrukturisasi, petisi untuk likuidasi pertama kali diajukan pada Juni 2022 oleh Top Shine, seorang investor di unit Evergrande Fangchebao. Mereka mengklaim bahwa Evergrande gagal memenuhi kesepakatan pembelian kembali saham yang sudah dibeli di anak perusahaannya. Dengan keputusan likuidasi ini, pasar modal dan sektor properti China yang sudah rapuh akan mengalami goncangan tambahan.