Emiten Boy Thohir Lepas 99,9% Saham PT Adaro Andalan Indonesia

RediksiaKamis, 12 September 2024 | 12:29 WIB
Boy Thohir Lepas 99,9% Saham AAI, Fokus pada Bisnis Hijau
Presiden Direktur PT Adaro Indonesia Tbk. (ADRO) Boy Thohir. (Foto: Bisnis.com)

Diksia.com - Emiten batu bara yang terafiliasi dengan taipan Garibaldi Boy Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), berencana menjual seluruh sahamnya di anak perusahaan, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

Manajemen Adaro mengungkapkan bahwa perseroan akan melepas hingga 99,9999% saham yang dimilikinya di AAI (sebelumnya bernama PT Alam Tri Abadi).

AAI adalah anak usaha Adaro yang memiliki saham di beberapa perusahaan pertambangan batu bara termal, seperti PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai.

Perusahaan-perusahaan ini memproduksi batu bara termal berkalori menengah dengan kadar polutan rendah.

Selain itu, melalui AAI, ADRO juga memiliki saham di dua perusahaan pertambangan batu bara termal yang sedang dikembangkan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal.

AAI juga menjalankan bisnis jasa logistik dan bisnis pendukung lainnya melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan.

“Perseroan berencana memisahkan bisnis pilar pertambangan dan beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green untuk mempertahankan sinergi yang solid dari integrasi bisnis-bisnis yang terkait erat,” ungkap manajemen Adaro dalam keterbukaan informasi yang dikutip pada Kamis (12/9/2024).

Langkah ini dianggap efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar bisnis nonbatu bara termal karena memungkinkan setiap perusahaan fokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing.

“Rencana transaksi ini diharapkan dapat membantu AAI dan pilar bisnis nonbatu bara termal meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja,” tambahnya.

Pemisahan ini juga diharapkan dapat membantu bisnis hijau ADRO mendapatkan akses ke sumber pembiayaan yang lebih banyak, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, akses yang lebih baik ke proyek-proyek ramah lingkungan dengan mitra bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan lebih banyak opsi investasi kepada investor publik sesuai minat dan pandangan mereka.

Sumber: bisnis.com