Diksia.com - Bayangkan kalau kamu bangun setiap pagi, tapi perjuangan sehari-hari terasa seperti mendaki gunung tanpa tali pengaman. Itulah realita bagi jutaan orang di negara-negara termiskin di dunia.
Di tengah kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi global yang pesat, masih ada sudut-sudut Bumi yang bergulat dengan angka-angka PDB per kapita yang membuat hati pilu.
Kita sering mendengar berita tentang kemakmuran, tapi hari ini, mari kita selami sisi lain: daftar 10 negara termiskin berdasarkan PDB per kapita terbaru untuk 2025.
Data ini bukan sekadar statistik dingin, tapi cerminan dari tantangan nyata seperti konflik, bencana alam, dan ketidaksetaraan yang kita semua bisa bantu ubah.
Kita tahu, PDB per kapita adalah ukuran sederhana tapi kuat untuk mengukur kesejahteraan rata-rata warga suatu negara. Ini menghitung total nilai barang dan jasa yang diproduksi, dibagi dengan jumlah penduduk.
Semakin rendah angkanya, semakin berat beban hidup sehari-hari. Tapi ingat, angka ini tak selalu ceritakan seluruh kisah—ada ketangguhan manusia di baliknya. Yuk, kita telusuri daftar ini bersama, sambil berpikir bagaimana kita bisa berkontribusi.
1. Sudan Selatan: Negara Termuda dengan Beban Terberat
Sudan Selatan menduduki peringkat pertama sebagai negara termiskin dengan PDB per kapita hanya 251 dolar AS. Sebagai negara termuda di dunia yang merdeka pada 2011, mimpi kemakmuran langsung terganjal konflik internal dan ketergantungan pada minyak yang fluktuatif.
Bayangkan, hampir separuh penduduknya bergantung pada bantuan internasional untuk makan sehari-hari. Tapi di tengah kekacauan, petani-petani lokal terus berjuang menanam biji-bijian, menjaga harapan tetap menyala.
2. Yaman: Perang yang Merampas Masa Depan
Di posisi kedua, Yaman dengan PDB per kapita 417 dolar AS. Konflik berkepanjangan sejak 2014 telah menghancurkan infrastruktur, menyebabkan kelaparan massal yang memengaruhi jutaan anak.
Kita sering lihat gambar-gambar menyedihkan dari sana, tapi tahukah kamu bahwa Yaman dulunya dikenal sebagai surga kopi Arab? Kini, nelayan di pantai Laut Merah masih berlayar setiap fajar, mencari ikan sebagai sumber nafkah utama di tengah blokade.
3. Burundi: Tanah Subur yang Terlupakan
Burundi, dengan PDB per kapita 490 dolar AS, adalah negara kecil di Afrika Timur yang kaya akan danau dan kopi, tapi miskin akan stabilitas. Krisis politik dan banjir musiman membuat pertanian—penopang 90 persen ekonomi—sering gagal panen.
Kita bisa bayangkan bagaimana keluarga-keluarga di bukit-bukit hijau itu berbagi makanan secukupnya, sambil anak-anak mereka berjalan jauh ke sekolah darurat.
4. Republik Afrika Tengah: Hutan yang Menyimpan Rahasia Kemiskinan
PDB per kapita Republik Afrika Tengah hanya 532 dolar AS, di mana hutan hujan luas bertemu dengan pemberontakan bersenjata. Emas dan berlian ada di bawah tanah, tapi korupsi dan perang sipil membuatnya tak pernah mengalir ke kantong rakyat.
Di desa-desa terpencil, pemburu tradisional masih bergantung pada panah dan tombak, menunjukkan bagaimana alam yang melimpah justru menjadi kutukan jika tak dikelola dengan baik.
5. Malawi: Danau yang Indah, Hidup yang Berat
Malawi menempati urutan kelima dengan 580 dolar AS per kapita. Danau Malawi, salah satu danau terdalam di dunia, menyediakan ikan untuk jutaan orang, tapi perubahan iklim dan populasi yang melonjak membuat stok menipis.
Kita patut kagum pada petani tembakau yang bangkit setelah banjir dahsyat, membangun kembali ladang dengan tangan kosong—bukti bahwa semangat tak pernah pudar.
6. Madagaskar: Pulau Unik yang Terisolasi
Dengan PDB per kapita 595 dolar AS, Madagaskar adalah surga biodiversitas dengan 90 persen spesies endemik, tapi isolasi geografis dan siklon tropis menghantam ekonominya.
Lemur-lemur lucu itu jadi simbol, tapi rakyatnya berjuang dengan deforestasi untuk kayu bakar. Bayangkan nelayan di pantai timur yang berlayar dengan perahu kayu sederhana, menangkap lobster untuk dijual di pasar lokal yang ramai.
7. Sudan: Gurun yang Menyembunyikan Potensi
Sudan berada di peringkat ketujuh dengan 625 dolar AS. Sebagai negara terbesar di Afrika, gurun Sahara dan Sungai Nil berjanji kelimpahan, tapi sanksi internasional dan konflik Darfur membuatnya terpuruk.
Kita bisa belajar dari penggembala unta di utara yang beradaptasi dengan kekeringan, menjaga tradisi sambil mencari air di oasis terpencil.
8. Mozambikus: Pantai yang Menjanjikan Harapan
PDB per kapita Mozambikus 663 dolar AS, di mana pantai Indian Ocean sepanjang 2.500 kilometer seharusnya jadi magnet wisata, tapi banjir dan pemberontakan di utara menghalangi.
Petani gandum di pedalaman terus berinovasi dengan irigasi sederhana, menunjukkan bagaimana komunitas lokal bisa jadi pahlawan perubahan.
9. Republik Demokratik Kongo: Harta Karun yang Terbuang
Di urutan kesembilan, Republik Demokratik Kongo dengan 743 dolar AS per kapita. Kaya akan kobalt dan tembaga—bahan baku smartphone kita—tapi perang dan korupsi membuat 70 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
Di Kinshasa yang ramai, pedagang pasar berteriak menawarkan buah segar, menjaga denyut ekonomi tetap berdenyut.
10. Niger: Sahara yang Menguji Ketangguhan
Menutup daftar, Niger dengan 751 dolar AS. Sebagian besar wilayahnya gurun, di mana peternak nomaden menggembala sapi melintasi pasir panas. Uranium melimpah di bawah tanah, tapi akses pendidikan dan air bersih masih jadi mimpi.
Kita terinspirasi oleh wanita-wanita di desa yang membentuk koperasi untuk menjual kacang tanah, membangun masa depan satu langkah demi satu.
Melihat daftar ini, hati kita mungkin terasa berat, tapi ingat, ini bukan akhir cerita. Banyak negara ini punya potensi besar—dari sumber daya alam hingga semangat rakyatnya. Kita bisa ikut andil dengan mendukung organisasi kemanusiaan, memilih produk etis, atau sekadar menyebarkan kesadaran.
Di balik angka-angka kecil itu, ada cerita besar tentang harapan dan perubahan. Kamu siap jadi bagian dari solusi? Mari kita mulai hari ini, karena dunia yang lebih adil dimulai dari langkah kita bersama.