Fenomena Pohon Jati Mengeluarkan Api Gegerkan Warga Kuningan

Muhamad Adin ArifinKamis, 12 September 2024 | 11:24 WIB
Fenomena Pohon Jati Mengeluarkan Api Gegerkan Warga Kuningan
Fenomena Pohon Jati Mengeluarkan Api Gegerkan Warga Kuningan

Diksia.com - Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, menjadi sorotan setelah muncul fenomena aneh yang mengundang keheranan warga setempat. Sebuah pohon jati setinggi 10 meter tiba-tiba memercikkan api, di tengah hujan rintik-rintik yang mengguyur desa tersebut.

Keanehan ini terjadi pada Selasa (10/9) malam, bersamaan dengan berlangsungnya pertandingan sepak bola antara Timnas Indonesia dan Australia. Warga yang menyaksikan kejadian tersebut dibuat tertegun, dan banyak pertanyaan menggantung tanpa jawaban jelas.

Asep Bayu (38), seorang warga lokal yang juga seorang relawan, menjadi saksi mata peristiwa ini. Saat itu, ia sedang mengikuti acara nonton bareng (nobar) di Balai Desa Cihirup ketika mendengar laporan adanya kobaran api di dekat Dusun Wage, di tepi lahan Perhutani.

“Kejadiannya sekitar pukul 19.55 WIB. Ada warga melapor bahwa tiang listrik di Blok Wage terbakar. Karena pertandingan Timnas sedang jeda, saya langsung menuju lokasi. Begitu sampai, saya terkejut karena yang terbakar bukan tiang listrik, melainkan pohon jati. Padahal saat itu hujan masih turun cukup deras,” ungkap Asep pada Rabu (11/9) pagi.

Fenomena tersebut semakin misterius. Tidak ada tanda-tanda petir atau jejak pembakaran di bawah pohon. Anehnya, api tidak menyebar ke ranting maupun pagar bambu di sekitar pohon, seolah hanya membakar bagian tengah batang jati tanpa merusak area sekitarnya.

“Api itu hanya membentuk garis vertikal dari bawah hingga ke pucuk pohon. Sulit menjelaskan dari mana asal api. Yang terlihat hanyalah nyala yang menjalar lurus ke atas, mencapai pucuk pohon setinggi 10 meter,” jelas Asep yang sempat mengabadikan peristiwa ini melalui ponselnya.

Lokasi kejadian berada di jalan desa yang jauh dari pemukiman warga, dikelilingi hamparan sawah luas dan menuju lahan Perhutani. Menurut Asep, situasi di sekitar cukup sepi dan tidak banyak pepohonan lain di area tersebut.

Setelah merekam video fenomena tersebut, Asep memilih kembali ke balai desa karena hujan semakin deras, sementara pertandingan babak kedua sudah dimulai.

Sumber: detikcom