Dugaan Pelanggaran Lingkungan, Hibisc Puncak & Eiger Adventure Land Disegel

RediksiaKamis, 6 Maret 2025 | 19:26 WIB
Dugaan Pelanggaran Lingkungan, Hibisc Puncak & Eiger Adventure Land Disegel
Dugaan Pelanggaran Lingkungan, Hibisc Puncak & Eiger Adventure Land Disegel

Sejumlah Kawasan Wisata di Puncak Disegel, Pemerintah Tindak Tegas Pelanggar Lingkungan

Diksia.com - Bogor, 6 Maret – Pemerintah bergerak cepat dalam menangani dugaan pelanggaran lingkungan yang dituding sebagai pemicu banjir di Jabodetabek.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Zulkifli Hasan dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan penyegelan terhadap empat lokasi di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Penyegelan pertama dilakukan terhadap bangunan yang diduga milik PT Perusahaan Perkebunan Sumber Sari Bumi. Selanjutnya, tindakan serupa dilakukan terhadap Hibisc Fantasy yang dikelola PT Jaswita Jabar, kawasan milik PTPN I Regional 2 Gunung Mas, serta Eiger Adventure Land.

Keempat lokasi tersebut dicurigai melanggar perizinan lingkungan dan turut berkontribusi terhadap kerusakan ekosistem di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

Investigasi dan Proses Hukum

Hanif menegaskan bahwa penyegelan ini baru langkah awal. Pihaknya tengah mendalami bukti-bukti untuk membawa kasus ini ke ranah hukum.

“Kami akan menuntut dua hal. Pertama dari aspek pidana, karena hasil kajian menunjukkan bahwa aktivitas di kawasan ini berdampak besar terhadap banjir, menimbulkan kerugian material, bahkan korban jiwa,” ujar Hanif di Bogor.

Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah memerintahkan pemasangan papan peringatan di 33 lokasi di Puncak yang diduga melanggar aturan tata ruang dan konservasi.

“Kami telah menginstruksikan Deputi Penegakan Hukum untuk menyelesaikan investigasi terhadap seluruh tenan yang berada di kawasan hulu. Jika terbukti melanggar, akan dilakukan penyegelan dan proses hukum lebih lanjut,” tegasnya.

Lanskap Hulu Ciliwung yang Terdegradasi

Hanif mengungkapkan bahwa banjir besar yang melanda Jabodetabek pada awal Maret berakar dari kerusakan ekosistem di hulu DAS Ciliwung.

“Pada 2010, luas hulu DAS Ciliwung mencapai 15.000 hektare, dengan peruntukan kawasan lindung, taman nasional, hutan produksi, dan badan air. Hanya sekitar 500 hektare yang diperuntukkan bagi permukiman,” ungkapnya.