Diksia.com - Gresik – Kecelakaan memilukan menghantam rombongan ziarah wali Pasuruan saat mereka pulang ke rumah. Tabrakan dahsyat antara bus dan truk di Jalan Bungah, Desa Kemangi, Gresik, telah merenggut 5 nyawa peziarah yang tak bersalah.
Bus dengan nomor polisi AB 7072 KN membawa rombongan ziarah wali dari Dusun Jetak, RT 4, RW 9, Desa Karangjati, Pandaan, Pasuruan.
Tragedi ini tidak akan terjadi jika sopir tidak mengantuk. Insiden itu terjadi pada Sabtu (27/1/2024) malam pukul 21.50 WIB. Foto-foto yang menggambarkan kehancuran bus tersebar luas di internet. Kaca dan rangka besi bagian depan bus hancur tak tersisa. Beberapa kursi terpental keluar dari posisinya yang semestinya.
Selain foto-foto, video juga beredar menunjukkan korban bergelimpangan di sekitar dan di bawah bus, menyisakan pemandangan mencekam setelah kecelakaan maut melibatkan dua kendaraan besar.
Saksi di tempat kejadian bahkan mendengar teriakan takbir dan tangisan anak yang mencari orang tuanya. Suara-suara menyayat hati itu terdengar dari dalam bus.
Berikut ini adalah 7 fakta mengenai kecelakaan bus di Gresik yang merenggut 5 nyawa peziarah:
1. Suara Teriakan Takbir dan Tangisan Anak yang Mencari Ayah
Warga setempat, yang menjadi saksi kejadian, merasakan getaran dahsyat akibat tabrakan itu. Beberapa di antara mereka bahkan mendengar suara teriakan takbir yang diduga berasal dari peziarah yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
Mustain, salah seorang warga sekitar, menceritakan bahwa saat itu ia sedang berkumpul dengan tetangga di sekitar Gapura Desa Kemangi. Mereka segera meluncur ke lokasi kejadian setelah mendengar suara benturan keras.
Ketika tiba di tempat, Mustain tidak sanggup untuk melihat langsung keadaan bus yang remuk. Darah dan potongan tubuh terlihat di sekilas, serta beberapa penumpang yang terpental keluar.
“Ada banyak darah dan potongan tubuh. Saya tidak berani mendekat. Beberapa kursi dan penumpang terlempar di luar,” ungkapnya.
Mustain bahkan mendengar teriakan seorang ibu yang membutuhkan pertolongan karena terjepit. Ia juga melihat seorang anak yang menangis mencari ayahnya dalam kondisi tragis.
2. Sopir Bus Diduga Mengantuk
Identitas sopir bus belum diungkap oleh pihak kepolisian. Namun, diduga bahwa sopir tersebut mengantuk. Sopir yang membawa rombongan peziarah setelah mengunjungi makam Sunan Bonang di Tuban itu kehilangan fokus saat melintasi Jalan Bungah.
Seorang warga di sekitar lokasi kecelakaan, Handi, mengatakan bahwa sopir bus sempat diberi saran oleh penumpang untuk beristirahat. Pasalnya, sopir terlihat lelah dan sering menguap. Informasi ini didapat dari salah seorang penumpang.
“Sopir bus diduga mengantuk, meskipun penumpang sudah menyarankan untuk berhenti istirahat di POM, namun sopir tetap melanjutkan perjalanan,” ujarnya pada Minggu (28/1/2024).
Handi juga mengamati bahwa dari kejauhan, bus terlihat melenceng ke kanan. Sementara dari arah yang berlawanan, truk datang dengan kecepatan sedang. Keduanya berakhir dalam tabrakan yang menghancurkan.
“Penumpang yang duduk di bagian tengah dan belakang selamat. Bagian depan bus mengalami kerusakan parah. Kursi penumpang di baris depan terlempar ke luar. Beberapa penumpang terjepit, dan ada yang terpental di jalan raya. Mereka dievakuasi oleh warga,” paparnya.
3. Kelakuan Aneh Sopir Bus
Joni (47), salah satu dari rombongan peziarah yang selamat dari kecelakaan mengerikan itu, merasa bahwa ada yang tidak beres dengan sikap sopir sebelum kecelakaan terjadi. Saat insiden itu terjadi, ia duduk di bangku belakang.
“Saya merasa ada yang tidak beres dengan sopir itu. Sudah ada tanda-tanda sejak pagi. Saya bisa merasakannya sejak pagi,” ucap Joni yang berasal dari Dusun Jetak, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Pasuruan.
Menurut Joni, sikap sopir berbeda saat hendak pulang. Sopir tidak bertanya kepada penumpang apakah ada yang perlu ke toilet terlebih dahulu, seperti yang selalu ia lakukan sebelumnya.
“Sebelum pulang, sopir tidak bertanya kepada penumpang ‘siapa yang ingin ke toilet’? Tidak ada. Langsung berangkat,” katanya saat diwawancarai oleh detikJatim di kediamannya di Dusun Jetak, Desa Karangjati, pada Minggu (28/1).
Selain itu, sebelum kecelakaan terjadi, Joni mendapat laporan dari beberapa penumpang yang melihat bahwa sopir memegang kemudi dengan satu tangan. Tangan kirinya terletak di telinga, meskipun tidak pasti apakah sedang menggunakan ponsel atau hanya menggaruk.
“Ada yang melihat sopir memegang kemudi dengan satu tangan (kanan), sementara tangan kirinya entah digunakan untuk apa, apakah sedang menggunakan ponsel atau hanya menggaruk-garuk. Jalanan bergelombang, akhirnya bus oleng, dan truk masuk,” jelasnya.
4. Lima Orang Meninggal
Awalnya, dilaporkan bahwa hanya ada 2 orang yang meninggal akibat kecelakaan ini. Namun, dengan pemutakhiran data korban kecelakaan, ternyata ada 4 korban tewas. Hingga akhirnya, data terakhir menyebutkan bahwa sebanyak 5 peziarah wali kehilangan nyawa mereka dalam insiden maut tersebut.
Selain 5 korban meninggal, 2 di antaranya diketahui sebagai kakak-adik dan 2 lainnya adalah ibu dan anak, sebanyak 36 orang dari rombongan ziarah itu mengalami luka ringan hingga berat.
Kanit Laka Lantas Polres Gresik Iptu Tita saat diwawancara oleh detikJatim pada Sabtu malam, mengungkapkan bahwa korban luka ringan dan luka berat sedang menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Gresik. Sementara korban meninggal dievakuasi ke RSUD Ibnu Sina.
“Empat korban meninggal di RSUD Ibnu Sina. Korban luka sedang disebar di RS Fathma Medika sebanyak enam orang, RS Mabarot 23 orang, dan RS Semen Gresik satu orang. Sementara luka ringan lainnya ada yang dirawat di Polsek Bungah,” ujarnya.
5. Sopir Mengalami Kritis
Tita menjelaskan bahwa sopir bus mengalami luka berat, terutama di bagian kepala, dan masih dalam kondisi kritis. Sementara sopir truk juga mengalami luka.
“Sopir bus mengalami luka berat di bagian kepala, masih kritis. Sementara sopir truk mengalami luka,” ungkap Tita.
6. Jenazah Dimakamkan dalam 1 Liang Lahad
Kelima korban tewas dalam kecelakaan bus tersebut terdiri dari kakak-adik, Noman Alif Agustyahya (28) dan Untanta Ihza Mahendra (18), serta ibu-anak, Anik (51) dan Auliyah Mahfiroh Rahmadani (17), semuanya merupakan warga Dusun Jetak RT 04, RW 09, Desa Karangjati, Pasuruan.
Sementara itu, korban tewas lainnya bernama Kasmini (63), seorang perempuan yang merupakan warga Dusun Sentir, Desa Wedoro, Kecamatan Pandaan, Pasuruan.
Kelima jenazah diantar ke rumah duka dengan beberapa ambulans jenazah. Ketika tiba di rumah duka pada Minggu siang, tangis tetangga pecah. Beberapa anggota keluarga bahkan ada yang pingsan, sementara yang lain berteriak-teriak histeris.
Setelah disalatkan oleh ratusan warga di masjid setempat, jenazah korban tewas dikuburkan dalam liang lahad di tempat pemakaman umum (TPU) setempat.
7. Sosok Korban dalam Pandangan Tetangga
Sugeng Cahyono, seorang tetangga korban kecelakaan bus tersebut, mengungkapkan bahwa para korban yang meninggal dikenal sebagai orang yang baik. Mereka adalah individu yang rajin beribadah dan meninggal dalam perjalanan spiritual.
“Mereka adalah orang-orang baik, ahli ibadah. Kami merasa kehilangan,” ujar Sugeng sambil menyaksikan proses pemakaman.
Suasana haru terasa ketika jenazah kakak-adik Noman Alif Agustyahya dan Untanta Ihza Mahendra turun ke dalam satu liang lahad di bagian utara TPU Karangjati. Begitu juga saat ibu-anak, Anik dan Auliyah Mahfiroh Rahmadani, dimakamkan dalam satu liang lahad di sisi selatan TPU.
Demikian pula saat pemakaman jenazah Kasmini, yang dimakamkan oleh keluarganya di pemakaman Desa Wedoro, Pandaan, Pasuruan. Kecelakaan bus, diduga karena sopir menolak istirahat meski diingatkan, menjadi tragedi yang memilukan dan menguras air mata.
Sumber: Detikcom / Hilda Rinanda