Wafatnya Tan Malaka dan Peristiwa Lainnya pada 21 Februari

RediksiaRabu, 21 Februari 2024 | 05:26 WIB
Wafatnya Tan Malaka dan Peristiwa Lainnya pada 21 Februari
Wafatnya Tan Malaka dan Peristiwa Lainnya pada 21 Februari. Foto: Instagram / @arsip_indonesia

Diksia.com - Tidak banyak yang tahu bahwa pada tanggal 21 Februari, ada beberapa peristiwa penting dan bersejarah yang terjadi di dunia. Mulai dari penggunaan lokomotif uap pertama di Wales, penerbitan Manifesto Komunis, hingga wafatnya Tan Malaka, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia.

Berikut ini adalah rangkuman peristiwa-peristiwa tersebut:

1804: Wales Saksikan Lokomotif Uap Pertama di Dunia

Pada 21 Februari 1804, sebuah terobosan teknologi terjadi di Wales. Richard Trevithick, seorang insinyur asal Inggris, berhasil menciptakan dan mengoperasikan lokomotif uap pertama di dunia. Lokomotif uap adalah mesin yang digunakan untuk menggerakkan rangkaian kereta api.

Lokomotif uap Trevithick mampu mengangkut 10 ton besi, 70 orang, dan lima gerbong sepanjang 15 kilometer. Lokomotif uap ini menjadi cikal bakal dari transportasi kereta api modern yang kita kenal saat ini.

1848: Manifesto Komunis Terbit untuk Pertama Kalinya

Pada 21 Februari 1848, sebuah karya yang mengguncang dunia diterbitkan untuk pertama kalinya di London, Inggris. Karya tersebut adalah Manifesto Komunis, yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, dua tokoh sosiologi dan pemimpin gerakan buruh.

Manifesto Komunis adalah sebuah dokumen politik yang berisi gagasan-gagasan tentang komunisme, yaitu sistem sosial yang menolak kapitalisme dan mengusung kesetaraan antara kelas-kelas sosial. Manifesto ini ditujukan untuk Liga Komunis, sebuah organisasi rahasia yang berjuang untuk mewujudkan komunisme.

Manifesto Komunis menjadi salah satu karya yang paling berpengaruh dalam sejarah, karena memicu revolusi-revolusi sosial di berbagai negara, seperti Rusia, China, dan Kuba.

1949: Tan Malaka Gugur sebagai Pejuang Kemerdekaan Indonesia

Pada 21 Februari 1949, Indonesia kehilangan salah satu pahlawan nasionalnya, yaitu Tan Malaka. Tan Malaka adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang juga tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tan Malaka lahir dengan nama Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka di Nagari Pandan Gadang, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897. Ia belajar di Belanda dan menjadi guru di Sumatera dan Jawa. Ia juga aktif dalam gerakan nasionalis dan komunis, baik di dalam maupun luar negeri.

Tan Malaka meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, akibat ditembak oleh tentara Republik Indonesia yang mengira ia sebagai mata-mata Belanda. Ia dimakamkan secara diam-diam di tempat yang tidak diketahui. Pada tahun 1963, Presiden Soekarno menetapkan Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

1958: Mesir dan Suriah Bentuk Republik Persatuan Arab

Pada 21 Februari 1958, sebuah negara baru lahir di Timur Tengah, yaitu Republik Persatuan Arab (RPA). RPA adalah hasil dari penggabungan antara Mesir dan Suriah, yang disetujui oleh rakyat kedua negara dalam sebuah referendum. RPA dipimpin oleh Gamal Abdul Naser, presiden Mesir yang populer dengan ideologi pan-Arabisme.

Tujuan dari pembentukan RPA adalah untuk memperkuat persatuan dan solidaritas antara bangsa-bangsa Arab, terutama dalam menghadapi Israel, yang dianggap sebagai musuh bersama. Tak lama kemudian, Yaman juga bergabung dengan RPA, sehingga membentuk negara terbesar di dunia Arab.

Namun, RPA tidak bertahan lama. Pada tahun 1961, Suriah memutuskan untuk keluar dari RPA, karena merasa tidak puas dengan dominasi Mesir dalam urusan politik dan ekonomi. RPA pun bubar, dan Mesir kembali menggunakan nama Republik Arab Mesir.