Diksia.com - Novel Baswedan dan Anies Baswedan adalah dua tokoh publik yang sering menjadi sorotan media. Keduanya memiliki nama belakang yang sama, yaitu Baswedan. Apakah mereka memiliki hubungan kekerabatan? Apa saja prestasi dan perjuangan mereka di bidang masing-masing? Artikel ini akan mengulas tentang profil, latar belakang, dan rekam jejak Novel Baswedan dan Anies Baswedan.
Hubungan Kekerabatan Novel dan Anies
Novel Baswedan dan Anies Baswedan ternyata adalah sepupu. Ayah Novel bernama Salim Baswedan, sementara ayah Anies bernama Rasyid Baswedan. Keduanya merupakan keturunan dari Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, salah satu pendiri Republik Indonesia.
Novel dan Anies kerap menunjukkan kedekatan mereka sebagai keluarga. Pada tahun 2018, Anies menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah Novel di Jakarta Utara, setelah Novel menjadi korban penyerangan air keras yang menyebabkan kebutaan pada mata kirinya. Anies mengaku senang melihat Novel dapat berkumpul kembali dengan keluarganya.
Profil dan Rekam Jejak Novel Baswedan
Novel Baswedan lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 20 Juni 1977. Ia menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 2 Semarang pada tahun 1995, kemudian melanjutkan ke Akademi Kepolisian pada tahun 1998.
Novel memulai karirnya di Polri pada tahun 1999, dengan bertugas di Polres Bengkulu. Ia menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu sejak tahun 2004 hingga 2005. Kemudian, ia ditugaskan di Bareskrim Mabes Polri selama dua tahun, hingga akhirnya ditugaskan sebagai penyidik untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2007.
Sebagai penyidik KPK, Novel berperan dalam mengusut berbagai kasus korupsi besar yang melibatkan pejabat tinggi negara, seperti Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondakh, Nunun Nurbaeti, Akil Mochtar, dan lain-lain. Novel juga dikenal sebagai penyidik yang gigih, tegas, dan berani menghadapi tekanan dan ancaman dari berbagai pihak.
Pada tahun 2012, Novel sempat menjadi sasaran penangkapan oleh polisi dari Bengkulu, terkait kasus penganiayaan tersangka pencurian sarang walet pada tahun 2004. Namun, penangkapan tersebut gagal karena dianggap tidak sah dan melanggar prosedur.
Pada tahun 2017, Novel menjadi korban penyerangan air keras oleh orang tak dikenal, yang diduga terkait dengan kasus korupsi yang ia selidiki. Penyerangan tersebut menyebabkan kerusakan permanen pada mata kirinya, dan membutuhkan perawatan intensif di Singapura. Kasus penyerangan Novel menarik perhatian publik dan mendesak penegak hukum untuk mengusut tuntas pelakunya.
Pada tahun 2019, dua orang pelaku penyerangan Novel berhasil ditangkap oleh polisi. Mereka adalah Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis, yang merupakan anggota Polri. Namun, Novel dan publik meragukan keterlibatan mereka, dan menduga ada aktor intelektual di balik penyerangan tersebut.
Pada tahun 2021, Novel menjadi salah satu dari 75 pegawai KPK yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), yang dijadikan syarat alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Keputusan ini menuai kontroversi, karena dianggap sebagai upaya melemahkan KPK dan menghentikan pemberantasan korupsi. Novel dan sejumlah pegawai KPK lainnya mengadukan masalah ini ke Komnas HAM.
Profil dan Rekam Jejak Anies Baswedan
Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada 7 Mei 1969. Ia menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 8 Jakarta pada tahun 1987, kemudian melanjutkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1991. Ia meraih gelar master dari Northern Illinois University pada tahun 1995, dan gelar doktor dari University of Illinois at Urbana-Champaign pada tahun 2001.
Anies memulai karirnya sebagai dosen di UGM, dan kemudian menjadi Rektor Universitas Paramadina pada tahun 2007. Ia juga aktif sebagai penggiat pendidikan, dengan mendirikan Gerakan Indonesia Mengajar pada tahun 2009, yang bertujuan untuk mengirimkan lulusan perguruan tinggi terbaik untuk mengajar di daerah terpencil.
Pada tahun 2014, Anies terjun ke dunia politik dengan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Namun, ia dicopot dari jabatannya pada tahun 2016, dalam rangka reshuffle kabinet.
Pada tahun 2017, Anies mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, dengan didampingi oleh Sandiaga Uno sebagai wakilnya. Mereka berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 57,96 persen, mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies mengusung visi Jakarta Baru, yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan, keadilan, dan partisipasi masyarakat. Beberapa program unggulan yang ia luncurkan antara lain adalah OK OCE, Kartu Jakarta Pintar Plus, Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Lansia, dan Jakarta Bergerak.
Anies juga menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Salah satunya adalah penanganan pandemi Covid-19, yang menimbulkan pro dan kontra terkait kebijakan pembatasan sosial, vaksinasi, dan bantuan sosial. Selain itu, Anies juga dikritik terkait kebijakan reklamasi pantai utara Jakarta, penertiban kawasan Tanah Abang, dan penanganan banjir.
Novel Baswedan dan Anies Baswedan adalah dua tokoh publik yang memiliki nama belakang yang sama, yaitu Baswedan. Mereka adalah sepupu, yang merupakan keturunan dari Abdurrahman Baswedan, salah satu pendiri Republik Indonesia. Novel dan Anies memiliki prestasi dan perjuangan di bidang masing-masing, yaitu pemberantasan korupsi dan pemerintahan. Mereka juga menghadapi berbagai tantangan dan ancaman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.