Luhut VS Cak Imin, Adu Argumen soal Dampak Hilirisasi Tambang Terus Berlanjut

RediksiaMinggu, 28 Januari 2024 | 13:13 WIB
Luhut VS Cak Imin, Adu Argumen soal Dampak Hilirisasi Tambang Terus Berlanjut
Luhut VS Cak Imin, Adu Argumen soal Dampak Hilirisasi Tambang Terus Berlanjut

Diksia.com - Perselisihan antara Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, dan calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, masih terus bergulir. Kedua pihak masih bertikai terkait proses hilirisasi dalam industri pertambangan.

Ketegangan ini muncul setelah pernyataan kontroversial Cak Imin, yang menganggap hilirisasi tambang berjalan tanpa aturan dan tidak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Sebagai respons, Luhut mengajak Cak Imin untuk melihat langsung ke Morowali dan Weda Bay, pusat hilirisasi nikel di Indonesia.

Luhut menegaskan, daripada berbicara tanpa dasar di hadapan publik, lebih baik Cak Imin menyaksikan sendiri dampak hilirisasi tersebut pada masyarakat. Menurutnya, melihat adalah cara terbaik untuk memahami.

“(Dengan tawa lebar sebelum berbicara) Saya ingin mengundang Muhaimin untuk berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali, untuk melihat sendiri. Melihat adalah mempercayai. Daripada memberikan informasi yang tidak benar kepada publik, menurut saya, itu tidak mencerminkan karakter yang baik. Untuk mencapai suatu posisi, sebaiknya tidak ada pembohongan kepada publik seperti yang diungkapkan tadi,” ujar Luhut dalam video, dikutip Rabu (24/1).

Cak Imin, mendengar ajakan tersebut, menyatakan kesiapannya untuk turun ke lapangan. “Saya siap. Kita bisa mengecek kapan saja, baik bahasa NU yang merugikan atau menguntungkan,” kata Cak Imin di tempat pembudidayaan ikan air tawar, Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Kamis (25/1).

Cak Imin menegaskan kesiapannya membuktikan pernyataannya tentang program hilirisasi yang dianggapnya merugikan rakyat. Dia menegaskan bahwa semua dapat diperiksa apakah masyarakat benar-benar dapat menikmati hasil dari program tersebut atau tidak.

“Kita akan membuktikannya. Antara pendapatan langsung dan hasil hilirisasi dari pertambangan, jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan kerusakannya,” ujar Cak Imin.

“Terlebih lagi dengan kehadiran pekerja asing, kecelakaan kerja, dan keuntungan besar dari tambang yang tidak dinikmati oleh masyarakat Sulawesi Tengah. Begitu juga di Kalimantan, Batu Bara. Apakah rakyat benar-benar menikmati? Mari kita periksa,” tambahnya.