Tentara Zionis Israel Paksa Keluarga Palestina Tinggalkan Ibunya yang Berusia 94 Tahun

Muhamad Adin ArifinSabtu, 30 Maret 2024 | 19:09 WIB
Tentara Zionis Israel Paksa Keluarga Palestina Tinggalkan Ibunya yang Berusia 94 Tahun
Naifa Rizq al-Sawada, wanita 94 tahun yang menderita Alzheimer, dipaksa ditinggal sendiri oleh tentara Israel. (Middle East Eye)

Diksia.com - Nenek berusia 94 tahun di Gaza kini berada dalam ketidakpastian setelah tentara Israel menyerbu rumahnya dan memerintahkan keluarganya untuk meninggalkannya.

Naifa Rizq al-Sawada, yang tinggal di sekitar Kompleks Medis Al-Shifa di barat Kota Gaza, kini ditinggalkan seorang diri, tanpa jejak.

Meskipun menderita Alzheimer dan kehilangan kemampuan berbicara serta berjalan, ia kini harus menghadapi situasi tanpa pendampingan.

Keluarganya khawatir bahwa ia mungkin menjadi sasaran operasi militer atau disalahgunakan sebagai tameng manusia oleh tentara Israel di Rumah Sakit Al-Shifa.

Maha Al-Nawati, putri Sawada, membagikan pengalaman keluarganya pada peristiwa Kamis (21/3/2024) lalu.

“Mereka semua tinggal di satu gedung dengan apartemen terpisah, dan ibu saya memiliki apartemen sendiri,” kata Nawati, 69 tahun.

“Tetapi selama perang, saudara laki-laki saya dan keluarganya pindah untuk tinggal bersama ibu di apartemennya,” tambahnya.

Namun, invasi tentara Israel yang tiba-tiba membuat mereka tidak dapat lagi melanjutkan pengungsian mereka.

Nawati telah mengungsi ke Mesir sebelumnya, meninggalkan ibunya di Gaza.

Keluarganya terpaksa meninggalkan Sawada saat mereka mengungsi ke bagian lain Jalur Gaza, meninggalkannya dalam situasi yang tidak pasti.

Mereka berusaha membawa Sawada bersama mereka, tetapi tentara Israel menghalangi, memaksa mereka pergi dan meninggalkan nenek itu sendirian.

Sejak serangan terbaru di Kompleks Medis Al-Shifa, tentara Israel telah menyerang dan memaksa warga di sekitar area rumah sakit untuk mengungsi sebelum merusak atau membakar rumah mereka.

Menurut laporan, tentara Israel bahkan menginstruksikan pasukannya untuk membakar rumah-rumah warga tanpa izin.

Warga dikepung dan tidak diizinkan meninggalkan rumah tanpa persetujuan tentara, dengan kendaraan militer yang mengawasi setiap gerak mereka.

Ini bukanlah serangan pertama terhadap kompleks medis Al-Shifa, yang sebelumnya menjadi sasaran invasi pada 14 November.

Di masa lalu, tentara Israel telah menggunakan warga Palestina sebagai perisai manusia saat menyerbu rumah sakit.

Saat ini, nasib Sawada tidak jelas. Apakah ia dibawa ke rumah sakit atau ditinggalkan sendirian di rumahnya, keluarganya tidak memiliki jawaban pasti.

Dengan keterbatasan fisik dan mental Sawada, kekhawatiran terhadap kesejahteraannya semakin meningkat.

“Ibuku tidak lagi mampu melakukan banyak hal secara mandiri,” ungkap Nawati.

Selama perang dan krisis kemanusiaan, keluarga Sawada telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, memprioritaskan makanannya bahkan sebelum diri mereka sendiri.

Situasi di Gaza semakin memburuk dengan pengepungan yang ketat dan pembatasan masuknya bantuan internasional.

Orang tua di wilayah tersebut menjadi pihak yang paling rentan, sering menjadi target operasi militer dan eksekusi lapangan.

Dengan pertanyaan yang menggantung, keluarga Sawada berharap dapat menemukan keberadaan nenek mereka dan memastikan keselamatannya di tengah konflik yang sedang berlangsung.

Sebanyak 7 persen dari total korban jiwa di Gaza sejak Oktober adalah lanjut usia, sebuah statistik yang menyoroti kerentanan populasi tersebut dalam situasi konflik yang terus berlanjut.


Sumber: Tribunnews.com / Tiara Shelavie

Judul Asli: Tentara Israel Paksa Keluarga Palestina Tinggalkan Nenek Usia 94 tahun, Nasibnya Kini Tak Diketahui