Ibrahim, seorang migran Kongo yang dulu tinggal di kota Zarzis, Tunisia, mengatakan kepada AFP bahwa dia dihentikan di jalan dalam perjalanan pulang dari kerja.
“Mereka menurunkan kami di padang pasir,” katanya.
“Kami telah berada di gurun selama berhari-hari. Kami melihat seorang gembala yang memberi kami roti dan air,” tambahnya.
Ratusan migran melarikan diri atau dipaksa keluar dari Sfax Tunisia setelah ketegangan rasial berkobar menyusul pembunuhan seorang pria Tunisia pada 3 Juli 2023 selama pertengkaran antara penduduk lokal dan migran.