Menlu Jepang Soroti Isu Kebebasan Navigasi Dan Overflight Di Laut China Selatan

Avatar of Rediksia
menlu jepang soroti isu kebebasan navigasi dan overflight di laut china selatan 3557e86

DIKSIA.COM - Sejumlah isu regional dan internasional menjadi sorotan Menteri Luar Negeri (Menlu) , , saat menghadiri rangkaian pertemuan para Menteri Luar Negeri dan Mitra , beberapa waktu lalu.

Pertemuan tersebut menyebutkan pentingnya Freedom of Navigation and Overflight di .

Hayashi juga menyoroti pentingnya tatanan internasional berbasis hukum, dan pentingnya denuklirisasi Semenanjung Korea dan penyelesaian masalah penculikan.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Hayashi menyatakan bahwa ada beberapa hal yang harus disepakati untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia internasional.

“Semua negara harus mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB, termasuk menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah,” kata Hayashi dalam pertemuan Jumat (14/7/2023) di Jakarta.

Menurutnya, konfrontasi harus diselesaikan secara damai melalui dialog.

“Kami mendukung perdamaian yang adil dan tahan lama berdasarkan penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB,” lanjutnya.

Hayashi mengatakan setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan tidak dapat diterima di mana pun di dunia.

“Kami berusaha untuk menegakkan tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum,” katanya.

Menteri Hayashi mengecam keras agresi terhadap .

Dia juga berbicara tentang situasi di Laut Cina Timur dan Selatan, menyatakan bahwa klaim kepentingan maritim dan kegiatan maritim harus dilakukan sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

“Kami mengutuk keras peluncuran rudal balistik kelas ICBM Korea Utara pada 12 Juli karena mengancam perdamaian dan keamanan masyarakat internasional,” katanya.

Menlu juga meminta negara-negara untuk terus memahami dan bekerja sama menuju penyelesaian segera atas isu penculikan di perbatasan laut.

Hayashi juga menyatakan keprihatinan serius atas situasi di Myanmar.

Ia menegaskan bahwa Jepang akan terus aktif memberikan bantuan kemanusiaan, dan memberikan dukungan maksimal terhadap upaya ASEAN dalam mengimplementasikan “Konsensus Lima Titik.”