Ketegangan Memuncak, Biden Optimis Perang Besar Tak Terjadi di Timur Tengah

RediksiaJumat, 4 Oktober 2024 | 13:52 WIB
Ketegangan Memuncak, Biden Optimis Perang Besar Tak Terjadi di Timur Tengah
Presiden AS Joe Biden (dok. AP Photo/David Becker, File)

Diksia.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dirinya tidak yakin akan terjadi “perang besar-besaran” di kawasan Timur Tengah. Ketegangan di kawasan tersebut semakin meningkat dengan Israel, sekutu dekat AS, terus menggempur Jalur Gaza dan Lebanon, serta terlibat eskalasi konflik dengan Iran.

Dalam pernyataannya yang dilansir Reuters dan Al Arabiya pada Jumat (4/10/2024), Biden menilai perang besar dapat dihindari, namun masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan hal tersebut.

Ketika ditanya seberapa yakin dirinya bahwa perang seperti itu bisa dicegah, Biden terdiam sejenak sebelum memberikan jawaban kepada wartawan.

“Seberapa yakin Anda bahwa hujan tidak akan turun? Lihat, saya tidak percaya akan terjadi perang besar-besaran. Saya pikir kita bisa menghindarinya,” ucap Biden kepada wartawan.

“Tetapi masih banyak yang harus dilakukan, masih banyak yang harus dilakukan,” tambahnya.

Saat ditanya apakah dirinya akan mengirimkan pasukan AS untuk membantu Israel, Biden menjawab: “Kita telah membantu Israel. Kita akan melindungi Israel.”

Ketegangan antara Israel dan Iran semakin meningkat ketika Tel Aviv mempertimbangkan opsi untuk membalas serangan rudal Teheran pada Selasa (1/10) malam. Otoritas Iran menjelaskan serangannya itu merupakan respons atas aksi militer Israel di Lebanon dan atas pembunuhan sejumlah tokoh penting.

Teheran balik mengancam akan menyerang Tel Aviv secara dahsyat jika ada serangan balasan.

Perang di kawasan Timur Tengah meletus sejak Oktober tahun lalu, dipicu oleh serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel bagian selatan. Laporan otoritas Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang tewas akibat serangan Hamas itu dan lebih dari 250 orang lainnya disandera.

Untuk membalas Hamas, militer Israel melancarkan rentetan serangan udara dan serangan darat terhadap Jalur Gaza sejak saat itu. Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, dalam laporan terbaru menyebut lebih dari 41.000 orang tewas akibat rentetan serangan Tel Aviv di daerah kantong Palestina tersebut.