Diksia.com - Moskow – Dalam aksi penuh ketangguhan, armada kapal perang Rusia menjalankan manuver taktis di perairan yang diperebutkan di Laut China Selatan. Latihan ini melibatkan serangkaian tembakan torpedo yang membidik kapal selam tiruan yang dianggap sebagai ancaman potensial.
Dilansir oleh Reuters pada Senin (29/1/2024), latihan canggih ini dipimpin oleh divisi pers Armada Pasifik Rusia, memberikan catatan tersendiri dalam ketegangan geopolitik di kawasan yang banyak disengketakan oleh negara-negara pesisir.
Frigate unggulan, Marsekal Shaposhnikov, menjadi bagian utama dalam latihan anti-kapal selam ini. Keterangan dari kantor berita Rusia, yang mengutip sumber dari divisi pers Armada Pasifik Rusia, menunjukkan intensitas dan keahlian dalam mendeteksi serta menanggapi ancaman kapal selam.
Menurut laporan dari Interfax, setelah mendeteksi keberadaan kapal selam tiruan musuh dan memvalidasi koordinatnya melalui salah satu awak helikopter, kapal perang Rusia melancarkan serangkaian tembakan, termasuk torpedo dan bom kedalaman, senjata andalan dalam perang anti-kapal selam.
Interfax juga mengungkapkan bahwa detasemen kapal perang dari Armada Pasifik Rusia, termasuk kapal penjelajah Varyag dan kapal frigate Marsekal Shaposhnikov, sedang menjalani “perjalanan jarak jauh” melibatkan kawasan Asia-Pasifik.
Menariknya, laporan dari kantor berita RIA menyebutkan bahwa armada kapal perang Rusia telah berangkat dari pelabuhan Vladivostok di Timur Jauh Rusia sejak 22 Januari lalu, menandai komitmen mereka dalam mengamankan perairan strategis ini.
Perairan Laut China Selatan, yang menjadi pusat perseteruan klaim kedaulatan, mencakup negara-negara seperti China, Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. Selain itu, wilayah ini juga menjadi jalur pengiriman laut yang vital, mengangkut barang senilai lebih dari US$ 3 triliun setiap tahunnya.
Meskipun aktivitas militer Moskow ini tidak luput dari perhatian, belum ada tanggapan resmi dari Beijing terkait latihan ini. China, yang dikenal dengan sikap tegasnya terhadap kehadiran militer asing di perairan ini, masih merahasiakan sikapnya terkait insiden ini.
Sebagai catatan sejarah, pada Agustus 2023 lalu, kapal-kapal perang Rusia dan China menjalankan patroli maritim bersama di perairan Samudra Pasifik.
Saat itu, Moskow menegaskan bahwa patroli tersebut bertujuan untuk melatih kemampuan penyelamatan dan tanggulang udara, menunjukkan kerjasama strategis antara kedua kekuatan maritim tersebut.
Sumber: Detikcom / Novi Christiastuti