Diksia.com - Teheran, Pemerintah Iran dengan tegas menolak permintaan dari negara-negara Barat yang mengimbau agar Iran menghentikan ancaman balasan terhadap Israel terkait pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, akhir Juli lalu.
Teheran menegaskan bahwa desakan yang dilontarkan negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris tersebut tidak memiliki dasar politik yang logis dan bertentangan dengan prinsip hukum internasional.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, pada Selasa (13/8/2024), sebagaimana dilaporkan oleh AFP dan Reuters.
“Deklarasi dari Prancis, Jerman, dan Inggris yang tidak menentang kejahatan internasional yang dilakukan oleh rezim Zionis, namun berani meminta Iran untuk menahan diri dari tindakan pencegahan terhadap rezim yang telah melanggar kedaulatan dan integritas teritorial,” kata Kanaani.
“Permintaan seperti itu sama sekali tidak memiliki logika politik, bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional, dan secara praktis menunjukkan dukungan publik bagi Israel,” tegas Kanaani dalam pernyataannya.
Iran bersama sekutunya menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan Haniyeh, yang terjadi di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah ia menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Hingga kini, Israel belum memberikan komentar terkait kematian Haniyeh. Namun, Teheran dan Hamas telah bersumpah untuk membalas tindakan tersebut terhadap Tel Aviv.
Diplomat-diplomat Barat kini tengah berupaya keras untuk mencegah konflik besar di kawasan Timur Tengah, di mana ketegangan telah memuncak akibat perang yang berkobar antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Senin (12/8) waktu setempat, Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa mendesak Iran untuk “mengurungkan niat.”
“Kami mendesak Iran untuk menghentikan ancaman serangan militer terhadap Israel dan memperhitungkan konsekuensi serius bagi keamanan regional jika serangan semacam itu terjadi,” demikian bunyi pernyataan bersama dari Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan AS.