Diksia.com - Benda-benda di sekitar kita yang tampak remeh ternyata bisa menyimpan nilai yang tak terduga. Salah satu contoh menarik adalah sebuah batu yang selama ini hanya digunakan sebagai pengganjal pintu, ternyata memiliki nilai luar biasa.
Batu seberat 3,5 kilogram tersebut ditemukan di dasar sungai di tenggara Rumania oleh seorang nenek yang tinggal di sana. Batu itu kemudian dibawanya pulang dan digunakan untuk keperluan sehari-hari sebagai pengganjal pintu rumahnya.
Namun, seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (12/9/2024), batu yang terlihat biasa itu ternyata adalah bagian dari bongkahan amber terbesar di dunia. Nilai batu tersebut diperkirakan mencapai 1 juta Euro, setara dengan Rp 17 miliar!
Amber, atau yang sering disebut ambar, adalah getah pohon yang mengeras setelah jutaan tahun. Seiring berjalannya waktu, getah ini berubah menjadi bahan keras yang berwarna keemasan, menjadikannya batu permata yang sangat bernilai.
Di Rumania, ambar banyak ditemukan di Desa Colti, khususnya di batu pasir yang ada di tepi Sungai Buzau. Ambar yang ditemukan di sana dikenal sebagai ‘rumanite’, sebuah jenis ambar yang sangat dicari karena warnanya yang khas merah pekat.
Nenek yang menemukan batu rumanite ini tinggal di desa Colti. Tak ada yang menyadari keunikan batu tersebut, bahkan pencuri permata sekalipun mungkin tak memperhatikannya, karena bagi sang nenek, batu itu hanyalah alat sederhana untuk mengganjal pintu.
Setelah nenek tersebut meninggal pada tahun 1991, kerabat yang mewarisi rumahnya mulai curiga bahwa batu itu mungkin memiliki nilai lebih dari sekadar pengganjal pintu. Setelah melakukan penelusuran, barulah diketahui bahwa batu tersebut adalah sepotong besar ambar berharga.
Kerabat nenek tersebut akhirnya menjual batu itu kepada pemerintah Rumania, yang kemudian menyerahkannya kepada para ahli dari Museum Sejarah Krakow di Polandia untuk dinilai. Berdasarkan penelitian para ahli, ambar tersebut diperkirakan berusia antara 38 hingga 70 juta tahun.
“Penemuan ini sangat penting baik dari sisi ilmiah maupun koleksi museum,” kata Daniel Costache, direktur Museum Provinsi Buzau.